Yang fana adalah waktu. Kita abadi. Memungut detik demi detik. Merangkainya seperti bunga. Sampai pada suatu hari kita lupa untuk apa. (Sapardi Djoko Damono)
Surabaya, Krisanonline.com – Krisanis, puisi berjudul “Yang Fana adalah Waktu” karya Sapardi Djoko Damono di atas rasanya pas untuk melukiskan momen pergantian tahun, saat kita tengah menjalani alur waktu yang telah berganti dari tahun 2023 ke tahun 2024 kali ini.
Disadari atau tidak, setiap kali kita membaca puisi, pada dasarnya kita sendiri malah menciptakan dunianya sendiri. Menciptakan dunianya sendiri dengan cara mempersepsi makna yang terkandung di setiap larik dan membangunnya kembali dari bulir-bulir kata dengan aneka multitafsir dan bahasa yang penuh sayap.
Oleh karena, membaca puisi bagi sebagian orang, sebenarnya dapat membebaskan diri dari bunyi. Ia tak harus terucap. Ia kadang hanya dibaca dalam sunyi dan diam. Sebab, sunyi dan diam adalah puncak dari kesempurnaan sebuah makna. Dan, kesempurnaan sebuah makna itu bak seberkah cahaya yang melintas. Menyusun dan menelusup menjadi imaji yang mencipta dunianya sendiri. Kehadirannya halus, tersamar, dan terus bergerak mengikuti irama perasaan yang tak selalu terjelaskan dengan mudah.
Nah, bila penulis mencoba membuat parafrase dari puisi karya Sapardi Djoko Damono tersebut:
Kita semua sedang menyadari dan menjalani alur waktu yang terus bergerak. Alur waktu yang penuh dengan refleksi kehidupan sebagai perwujudan kesadaran akan waktu itu sendiri. Pada titik ini manusia terus berproses mencari eksistensi diri dan terus mendialogkan kesadaran dirinya menuju kesempurnaan hidup. (Yang fana adalah waktu. Kita abadi).
Tak hanya itu, kita semua diminta dan diajak untuk merefleksikan dan merenungi hidup ini yang penuh dengan suka duka (memungut detik demi detik).
Hal tersebut kita lakukan untuk membangun ruang kebahagiaan dengan semangat dan optimisme yang terus menyala tiada henti demi menghasilkan karya terindah (merangkainya seperti bunga).
Proses tersebut terus diupayakan dengan kerja keras untuk memperoleh makna yang dalam dan mencari makna arti dari kebahagiaan hakiki. Meski terkadang, kita tidak tahu, untuk apa itu harus dilakukan.(kita lupa untuk apa). (Dya)