Surabaya, KrisanOnline.com – Mustahil rasanya mengatakan jebolan Krisan tidak mampu berkarya di kehidupan setelah putih abu-abu. Saya ingat betul, ketika masih mengemban tugas sebagai pemimpin redaksi Krisan di tahun 2013, saya banyak membaca artikel pengalaman alumni di majalah cetak kami. Mereka orang-orang hebat yang memulai karir dari nol, dari pertemuan rutin ekstrakurikuler jurnalistik yang nomor 1 di Indonesia itu. Nyatanya, Krisan memang mampu mengantar semua alumnus, termasuk saya, jadi penulis dan manusia yang lebih baik lagi.
Tiga tahun di bangku SMA saya habiskan untuk jurnalistik (selain akademis tentunya). Saya belajar menulis berita sesuai kaidahnya. Jadi tukang liput tiap event di sekolah. Saya juga aktif berkompetisi mulai dari lomba jurnalistik, sastra masih digeluti, sampai bidang karya tulis ilmiah juga turut dimasuki. Image ‘cinta jurnalistik’ yang lekat itu tiada perlu dihilangkan dari saya. Ketika menulis ini, saya juga masih, sedang, dan akan selalu menggeluti bidang ini.
Selepas Krisan, Tuhan mengantarkan saya berkuliah di Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga, memilih peminatan media. Sejak itu, saya masih saja disibukkan dengan majalah jurusan (KOMA), majalah dekanat fakultas (Jendela), majalah dinding, hingga salah satu kompetisi hard news di Yogyakarta yang saya menangkan 2017 silam. Selain itu, saya mengembangkan sayap, menggunakan seluruh bekal menulis yang kemudian saya kembangkan, menjadi kontributor dan kini pemimpin redaksi kalikata.id, sebuah website penampung opini yang serba liar dan jenaka tentang berbagai persoalan hidup. Suatu kali, saya juga berpartisipasi menjadi volunteer Uji Kompetensi Jurnalis yang diadakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya, yang membuat saya jadi kenal dan berelasi dengan banyak jurnalis beneran hingga sekarang.
Semua kebiasaan baik belajar “menjahit” 5W+1H di Seputar Sanmar, menggali kepekaan saat mewawancarai guru dan siswa berprestasi, memperkaya kemampuan deskripsi dan kosakata di Fokus 49 nyatanya berguna membantu saya menyelesaikan tugas-tugas kuliah. Mulai dari jurnalistik media cetak, jurnalistik online, media dan gender, hingga produksi program televisi.
Namun percayalah, Krisan tidak hanya memberi “makan” kemampuan menulis. Selepas dari Krisan, saya tidak terus menerus duduk menghasilkan berlembar-lembar tulisan saja. Saya kemudian militan jadi aktivis organisasi kerohanian di Unair, KMK Algonz (Keluarga Mahasiswa Katolik Santo Aloysius Gonzaga). Saya juga beberapa kali mencoba peruntungan di berbagai lomba debat Hobi lama yang juga mulai muncul semasa SMA. Saya beberapa kali diminta jadi moderator atau MC di berbagai acara, sebut saja debat pemilihan Presiden BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) di fakultas saya.
Lalu, apa hubungannya menulis dengan segala kegiatan saya yang lain? Saya ingat betul, ketika di Krisan, kami juga belajar kerja sama tim. Penulis harus sehati dengan fotografernya dalam mengambil angle berita. Antar penulis bersekutu menciptakan tema majalah yang spektakuler. Alur logika dan kepekaan harus tangkas saat liputan lapangan. Karena menulis adalah kemampuan yang juga membutuhkan kerjasama tim, logika, integritas, wawasan, dan kepekaan. Inilah mengapa menulis tidak tidak hanya soal menulis, tetapi bisa berbuah banyak asal kita mau bertumbuh.
Terutama di era digital, ketika Krisan mulai menyapa para pengguna gawai, seluruh warga Krisan sudah terbiasa menulis, menguji fakta dengan data, tidak mudah termakan hoax yang kian membara, dan menjadi opinion leader yang berguna bagi masyarakat. Di mana pun dan bagaimana pun jalan yang ditempuh, saya percaya setiap insan yang membuka ‘pintu gerbang’-nya melalui Krisan dipastikan mengantongi sejumlah tugas publik yang penting untuk diemban.
Kontributor : Putri Demes Dharmesty (Mantan Pemimpin Redaksi Krisan 2013). Saat ini sedang menempuh pendidikan di Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga semester akhir. Aktif menulis di kalikata.id dan sedang berjuang merampungkan skripsi.
Siap kak, kalau bisa mampir ke sanmar dan mengupdate karya karya di krisanonline agar lebih maju dan menjadikan media pembelajaran online terbaik.
Kerennn ??
Wah bagus nih online