Surabaya,KrisanOnline.com- Krisanis, pada dasarnya kita semua diciptakan dalam rupa dan kesetaraan dengan Allah. Bukan karena penampilan fisik semata, melainkan secitra dengan Allah itu sendiri. Artinya, kita memiliki kemampuan untuk berpikir dan memutuskan dengan baik karena kita adalah makhluk rasional. Misalnya,  kita mampu membuat keputusan dan tindakan yang masuk akal dalam hidup. Namun, mengapa jika kita adalah makhluk rasional, terkadang tindakan dan keputusan kita menjadi sangat tidak rasional? Bisa jadi, hal itu dikarenakan kita juga makhluk dengan pola hidup kebiasaan. Maksudnya, keputusan dalam hidup kita terkadang tidak selalu rasional, tetapi berdasarkan karena pola hidup kebiasaan sehari-hari.

Krisanis, kebiasaan itu bisa baik atau buruk. Kebiasaan yang baik, disebut keutamaan dan kebiasaan buruk disebut VICE (kebiasaan buruk). Jika kita memiliki sikap berbudi luhur itu artinya kita dapat mengembangkan kebiasaan baik yang kuat sehingga kita dapat bertindak dengan keputusan yang rasional. Hal itu karena kebiasaan dianggap baik karena sejalan atau didukung oleh akal sehat. Dengan cara yang sama, bila kita kembangkan dengan kuat adalah hal kebiasaan buuknya, maka kita akan dengan mudah bertindak dengan keputusan yang irasional. Sebab kebiasaan akan menjadi buruk, bila itu berlawanan dengan akal sehat.

Nah, sekarang, mengapa intensi yang baik saja serasa tidak cukup untuk melakukan hal-hal yang baik? Mengapa keputusan secara rasional untuk melakukan yang baik saja tidak cukup untuk bertindak baik pula? Hal ini disebabkan karena kebiasaan buruk yang kuat telah mendominasi akal sehat kita. Lalu, mengapa kebiasaan buruk dapat mengontrol keputusan rasional kita? Krisanis, untuk menjawab pertanyaan di atas, kita terlebih dahulu memahami pengertian tentang apa itu kebiasaan.

Berdasarkan buku “The Power of Habit“ oleh Charles Duhigg, semua kebiasaan manusia dapat dibagi ke dalam empat tahapan proses yaitu: 1). Cue (signal/gambar): Segala sesuatu seperti sebuah gambar, rasa, bau, suara, nyata atau tidak yang memicu seseorang memusatkan perhatiannya pada sesuatu yang sangat diinginkan untuk dimiliki dengan penuh kegembiraan. 2). Routine (Rutinitas): Segala sesuatu yang kita kerjakan secara tetap dan hampir selalu sama.  3). Reward:  Pencapaian yang diinginkan untuk sebuah pemuasan diri. 4). Hasrat berakar kuat (Craving): Keinginan yang bersifat sementara, tetapi sangat kuat dalam mengejar dan mengantisipasi sesuatu  perolehan  untuk memuaskan suatu kebutuhan khusus.

Nah Krisanis, kebiasaan-kebiasaan apa saja yang akan menjadi resolusi kamu? Bagaimana cara kamu mewujudkannya? Dan bagaimana pula cara kamu berempati, peduli, dan bisa menginspirasi di lingkungan sekitarmu dengan ketetapan resolusi kamu?

(Kontributor:  Rm. Joseto N. Bernadas OP, Pastor Paroki di Gereja Redemptor Mundi Surabaya).

 

Nb* artikel ini pernah dimuat di majalah Krisan cetak

 

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini