Ketika bencana mahadasyat mencengkeram manusia
Gemuruh ratakan semesta
Aku mulai limbung mencari kebenaran matahari
Yakini mataharilah yang menjadi saksi
Kutanya dosaku berabad-abad tak pernah terjawab
Kini jiwa mulai merayap, senyap, mendekat
Menangkap dinding-dinding bukit makin rapat
Sepi di ranting saga
Kini rugi sampai lupa pagi entah apalagi
Karena hari-hariku semakin tak berarti
Menyesali diri yang mati suri
Jiwaku gersang di pintu kerontang
Jadilah aku setengah capung mengapung melambung
Tak pernah hinggap di bumi
Keyakinanku rapuh hingga
Lusinan mantra mulai mengutukku
Karena tak pernah ku hayati
Kini testimoni bencana menghimpit meremukkan jasadku
Dosaku berbincang pekat di telapak malaikat
Mulai terlipat rapat dan lekat
(Kontributor: Totok Satriyonunggal Wahyucokro/Otoks, Penyair Bratang Gede. Hobi menulis puisi dan membaca puisi. Baik karya sendiri maupun karya orang lain.Sekadar menuangkan imaji dan angan yang menekan gejolak rasa akan lingkungan dan mendesak–desak hati)