Surabaya, KrisanOnline.com – Krisanis, orangtua adalah supporting system yang paling hebat. Saat kita jatuh, mereka ada untuk membantu kita untuk kembali berdiri. Saat kita sedang di atas, mereka menurunkan kita agar tidak terlalu menikmati berada di atas.Terlepas dari segala kekurangannya, mereka selalu menjadi yang terdepan saat kita terpuruk. Mereka selalu punya cerita menarik untuk dibagikan kepada anak-anaknya.Termasuk orangtuaku, terutama ayahku.
Ayahku adalah anak kedua dari 3 bersaudara. Ayahku bukan anak yang manja, justru pribadi yang mandiri. Di antara kedua saudaranya, ayahku satu-satunya individu yang berani dilepas oleh oranguanya. Sejak SMA, beliau hidup mandiri. Jauh dari orangtuanya sampai beliau lulus kuliah. Namun, sebagai anak ia selalu menyempatkan diri untuk pulang menemui orangtuanya. Ayahku satu-satunya pula pribadi yang lulus kuliah dengan baik. Padahal biaya kuliah kedua saudaranya lebih tinggi dibandingnya.
Ayahku sering memberikan kata-kata motivasi saat aku sedang down. Entah karena persoalanku dengan teman ataupun karena banyaknya tugas di sekolah. Beliau selalu berkata “Kamu mungkin bisa sembunyi dari papa dan mama. Kamu bisa bohong sama papa dan mama. Kami nggak akan tahu. Kamu berbohong atau tidak, tapi satu yang perlu kamu ingat sampai dewasa nanti, Tuhan nggak akan tinggalkan kamu. Kamu nggak akan bisa sembunyi dari Dia. Dia ada dimana-mana. “ pesannya.
Ya, ayahku juga seorang motivator terbaik yang pernah kutemui. Cerita-cerita yang dibagikannya kepadaku selalu membuatku “berpikir“ agar aku harus lebih baik daripada papa”. Apalagi dengan segala fasilitas yang ada saat ini, teknologi yang canggih, tinggal bersama orangtua, dan kualitas pendidikan yang kuterima.
Semua yang kumiliki saat ini jauh lebih baik dari pada apa yang ayahku miliki dulu. Beliau bahkan harus naik bus untuk pulang karena tidak punya kendaraan pribadi.Kisah ayahku selalu mengingatkanku untuk bersyukur atas segala yang ada dan tetap mandiri. Meskipun ada orangtua dirumah. Orangtua adalah segalanya bagiku. Terima kasih untuk segalanya, Ayah!
(Kontributor: Ivanna Valencia, Siswi XII IPS 2, SMA Santa Maria Surabaya)