Kesehatan tubuhmu adalah cerminan dari apa yang kamu lakukan dan kamu kerjakan.

Surabaya, Krisanonline.com – Ungkapan bijak di atas rasanya pas untuk menggambarkan bahaya dari merokok. Sejujurnya, bahaya merokok terhadap kesehatan telah ada sejak lama. Namun, jumlah pengguna rokok setiap tahunnya tidak mengalami penurunan malah sebaliknya. Data temuan survei global terhadap penggunaan tembakau pada usia dewasa (Global Adult Tobacco Survey – GATS) menunjukkan bahwa penambahan jumlah perokok dewasa sebanyak 8,8 juta orang, yaitu dari 60,3 juta pada 2011 menjadi 69,1 juta perokok pada 2021.

Pada era kini, banyak perokok lama atau baru beralih ke rokok elektrik. Electronic cigarette atau rokok elektronik adalah sebuah alat pengantar nikotin dengan teknik pemanasan. Komponen umumnya terdiri dari baterai, heating coil, atomizer, dan kartrid yang berisi cairan. Berdasarkan hasil survei GATS pengguna rokok elektronik ini juga menunjukan peningkatan prevalensi dari 0.3% (2011) menjadi 3% (2021) dan prevalensi perokok remaja usia 13-15 tahun juga meningkat sebesar 19.2%.

Dampak buruk dari merokok ini sangat banyak. Misalnya, penyakit kanker, jantung dan pembuluh darah, stroke, dan pernapasan. Bahaya tersebut disebabkan oleh senyawa kimia dalam tembakau dan asap rokok. Kebiasaan merokok berkontribusi atas 50% dari semua kematian yang sebenarnya. Perokok jangka panjang memiliki kemungkinan 50% meninggal akibat merokok dan rata-rata akan kehilangan 10 tahun hidupnya. Risiko penyakit jantung dan pembuluh darah pada perokok dengan usia <50 tahun lima kali lipat lebih tinggi dibandingkan non-perokok.

Sementara perokok pasif atau orang yang terpapar asap rokok tanpa menghisap rokok secara langsung, juga dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko terhadap penyakit jantung dan pembuluh darah. Menurut WHO, tembakau menjadi “pembunuh” lebih dari 8 juta orang setiap tahun. Lebih dari 7 juta dari kematian tersebut akibat dari perokok aktif dan sekitar 1,2 juta lainnya adalah akibat menjadi perokok pasif.

Rokok elektronik yang selama ini dianggap aman ternyata juga berbahaya. Kadar nikotin, yang merupakan komponen adiktif utama sangat bervariasi tergantung jenis liquid dan frekuensi penggunaannya. Penelitian menunjukan baik dalam in vivo study, in vitro study, dan human study bahwa rokok elektronik juga terbukti memiliki dampak buruk pada tubuh manusia dan ini bukanlah pilihan yang aman.

Peningkatan penggunaan rokok, terutama rokok elektronik dapat disebabkan karena pengaruh iklan rokok yang terus bertambah dan mudah dijumpai di mana saja. Temuan hasil suvei menunjukan bahwa pengaruh iklan melalui media internet mengalami peningkatan sepuluh kali lipat. Tepatnya dari 1.9% (2011) menjadi 21.4% (2021).

Berbagai cara yang dapat dilakukan untuk berhenti merokok, salah satunya menggunakan Nicotine Replacement Therapy (NRT) atau Terapi Pengganti Nikotin yang memiliki beberapa bentuk seperti permen karet, tablet hisap, dan patch. Konsultasi dengan tenaga kesehatan juga dapat dilakukan. Dari pihak pemerintah, peningkatan pajak dan harga rokok dinilai paling efektif untuk mengurangi penggunaan rokok seperti yang telah direncanakan dan akan diterapkan di Indonesia pada tahun 2023. Namun, faktor paling utama untuk berhenti merokok adalah kesadaran dan tekad kuat dari diri sendiri. Motivasi yang kuat untuk mencari alternatif kegiatan lain, seperti olahraga dapat menjadi solusi untuk menghindari keinginan merokok. Selain itu dukungan dari orang-orang terdekat juga sangat diperlukan dalam konteks ini.

Sebenarnya, ketika seseorang berhenti merokok ada banyak manfaat kesehatan yang didapatkan bahkan dalam hitungan menit. Dalam 3-6 tahun risiko penyakit jantung akan menurun setengahnya. 5-10 tahun risiko kanker menurun setengahnya. Risiko stroke juga menurun. 15 tahun risiko penyakit jantung koroner pun menurun seperti seseorang yang tidak pernah merokok. Nah, oleh karena itu, marilah kita menghargai kesehatan kita dengan berhenti merokok saat ini juga. Jangan menunda esok hari. Smoking? No Way!

(Kontributor: dr. Maria Aurillia Lazuardi. Penulis adalah Dokter Umum, Alumni SMA Santa Maria Surabaya)

 

 

Gambar: www.google.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini