“Jelas menjadi menggemparkan bahwa teknologi telah melampaui kemanusiaan kita.” -Albert Einstein
Surabaya, Krisanonline.com – Krisanis, di era modern saat ini hampir semua orang memiliki sosmed atau sosial media agar dapat eksis di dunia maya dan dapat update tentang informasi-informasi dunia terkini. Media sosial dapat dimengerti dengan suatu platform digital yang fasilitas untuk melakukan aktivitas sosial bagi setiap penggunanya. Semua nya dapat dengan cepat di dapatkan melalui sosial media, misalnya berita terkini, berinteraksi hingga memberikan informasi berupa video, foto dan tulisan. Namun, disisi lain masih ada masyarakat yang menggunakan sosial media secara berlebihan dan menyalahgunakan sosial media. Hal ini sering terjadi pada anak remaja yang masih menganggap sosial media adalah segalanya. Oleh sebab itu, diperlukannya upaya untuk mencegah hal tersebut.
Berfokus pada kemajuan sosial media yang semakin berkembang dari tahun ke tahun, dapat berpengaruh pada karakter manusia terutama pada anak remaja. Sosmed yang berkembang saat ini dapat membuat segalanya menjadi mudah untuk diakses dan menyelesaikan masalah dengan praktis. Kehadiran sosial media dalam kehidupan anak remaja akan menjadikan mereka lebih explore mengenai berita dunia terkini atau mungkin sebaliknya menjadikan mereka lebih individualis. Pada akhirnya, anak remaja saat ini akan terbawa arus sosial media yang sudah merajalela.
Perbedaan yang menonjol dari anak jaman dulu dengan sekarang adalah anak-anak hingga remaja saat ini lebih memilih untuk bermain sosial media dibandingkan keluar dari zona nyaman dan berinteraksi dengan orang lain, hal ini terjadi karena mereka ingin terlihat update di sosmed karena dengan begitu akan terlihat seperti anak jaman now. Konten-konten yang dilihat lebih seru dan menarik perhatian contohnya aplikasi TikTok, hampir semua anak remaja Indonesia adalah pengguna aplikasi tersebut, aplikasi ini cukup menghibur para penggunanya dengan begitu akan membuat nyaman para penggunanya.
Memang benar tidak ada salahnya jika bermain sosial media untuk menunjang aktivitas anak, dengan bermain sosial media anak remaja juga dapat berinteraksi dengan jarak jauh, karena internet tidak mengenal waktu dan jarak. Anak remaja juga dapat mengakses informasi atau trend terkini, tanpa ada batasan anak akan dapat mengekspresikan dirinya untuk lebih percaya diri. Anak remaja juga dapat melakukan pekerjaannya melalui sosial media, misalnya berjualan online dengan begitu akan menumbuhkan pikiran yang terampil dan pintar-pintar mencari pendapatan.
Memakai teknologi internet untuk menunjang aktivitas anak memang ada benarnya, namun jika dilakukan dengan berlebihan akan membawa pengaruh buruk. Diri sendirilah yang dapat mengontrol dan memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Dampak buruk yang dirasakan ialah anak remaja akan malas belajar karena lebih nyaman berbicara melalui dunia maya dan menjadi anak yang tertutup pada sekitar nya. Lalu anak remaja akan lebih menonjolkan dirinya di lain sisi atau sisi yang baik, bisa dibilang berperilaku munafik demi terlihat sempurna di dunia maya. Kecenderungan inilah yang mengakibatkan anak remaja kecanduan untuk mengakses mesin pencari, menjadi tantangan bagi anak remaja karena menjadi kesulitan untuk bisa mencerna informasi.
Sebuah studi terkini dari Mind Edge menunjukan bahwa banyak anak muda jaman sekarang banyak mengalami permasalahan umum yang dikarenakan era media digital. Bukan hanya itu saat berkumpul bersama teman-teman kita, mereka akan lebih cenderung untuk bermain ponsel daripada mengobrol satu sama lainnya, maka akan menyebabkan kurangnya komunikasi sehingga terjadi perpecahan. Maka diperlukan upaya untuk mencegah anak remaja dalam kecanduan bermain sosial media.
Pertama, sekolah memberikan sebuah program pembatasan penggunaan gadget. Sekolah yang juga merupakan lingkungan terpenting dalam proses tumbuh kembang seorang remaja perlu untuk memberi perhatian khusus pada permasalahan ini. Penulis memberikan solusi dengan membuat suatu program yang dilakukan secara rutin selama 1 minggu untuk siswa dan guru menggunakan waktu selama 2 jam tanpa gadget dan internet. Hal ini disebabkan dapat melihat bahwa saat ini remaja yang sudah sangat jarang meluangkan waktu dengan keluarganya dan asyik berselancar di dunia maya.
Kedua, orangtua harus memberikan anak-anak mereka batasan dalam memainkan ponselnya. Peran orangtua dalam mengatasi hal seperti ini sangat dibutuhkan, selain untuk mengingatkan juga harus bisa memberikan shock therapy agar anak menjadi paham dan tidak mengulangi hal tersebut, namun mengingatkannya masih di ranah yang mendidik. Hal ini bisa menjadi salah satu solusi untuk mencegah anak remaja dalam kecanduan sosial media.
Ketiga, aktifkan mode fokus dan mode jangan ganggu. Fitur yang tersedia pada semua ponsel ini dapat menjadi salah satu solusinya. Fitur ini dapat mendukung anak remaja saat proses belajar karena anak remaja akan lebih fokus dan konsentrasi ke pembelajarannya. Jika, mode jangan ganggu ini di aktifkan secara otomatis notifikasi dari semua aplikasi akan dimatikan oleh sistem dengan begitu anak remaja tidak akan terganggu oleh notifikasi yang ada di ponsel, tetapi masih bisa menggunakan aplikasi yang ada di ponsel. Namun, sebaliknya jika mode fokus di aktifkan aplikasi-aplikasi akan mati secara sistem dan tidak dapat dibuka oleh pengguna tetapi masih bisa dinyalakan kembali. Hal ini dapat menjadi solusi terbaik dalam mengatur waktu bagi anak remaja.
Masalah sosial media juga harus menjadi tugas orangtua untuk menghimbau anak-anak nya agar tidak menyeleweng saat menggunakan sosial media. Mengetahui begitu banyak dampak baik dan buruk mengenai sosial media, diri kita harus segera sadar dan mengaca apakah diri kita masih melakukan hal yang membuang-buang waktu dengan sosial media. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sosial media hanya sebuah platform untuk menyampaikan informasi serta konten-konten menarik di dunia maya, jika tidak digunakan dengan baik dan benar akan membawa pengaruh negatif yang menjerumuskan ke hal-hal yang merugikan. Adapun nilai-nilai yang dapat menjadi acuan bersama dalam menggunakan sosmed adalah kesadaran diri. Kesadaran diri untuk selalu mengontrol diri, kesadaran untuk selalu bijak dalam bermedsos, kesadaran untuk selalu menggunakan medsos dalam hal yang membangun diri.
(Kontributor : Shallom Tesalonika Paulina Nissi, Alumni SMA Santa Maria Surabaya)
Gambar: www.google.com