Kakiku berpijak di hamparan pasir bersih putih kecoklatan
Sembari termenung menyaksikan semesta
Buaian ibu pertiwi, membawaku jalan
Dengan semilir angin menari-nari, riang di atas tangan
Inilah kisahku dengan si merah
Memancarkan warna kemerahan diterpa sinar matahari senja
Di sinilah kisahnya tak pernah diceritakan
Sebab insanpun tak sanggup tuk berkata
Deburan ombak berlomba-lomba membasahi jari jemariku
Bergemercik dengan merdu
Sesaat air merendamnya sebagian
Sesaat juga hilang menjauh
Sejauh mata merangkak
Kulihat bukit hijau menjorok ke laut
Dengan tanah berwarna merah
Tertutup oleh vegetasi hijau
Bagai magnet memikat wisatawan asing maupun dosmetik
Sepasang aksa melihat bumantara di ufuk barat
Yang mulai petang kemerah-merahan
Oh, sunset sudah datang
Pesonanya bahkan sulit tuk ditolak
Mataku terpaku dalam semburat remangnya
Dikawani pepohonan di sekitar
Menambah pemandangan ini begitu indah
Kepalaku menengadah, mataku menatap kebingungan
Memandang keindahan tanpa batas
Kakiku memijak bibir pantai, ombak mencumbu hingga basah
Aku berlari, seakan terbang melintasi birunya laut
Hingga kusadar, aku terjebak dalam pesona Pulau Merah, keabadian karya Sang Esa
(Kontributor: Freya, Nico, Sofie, Siswa-siswi X IPS 2, SMA Santa Maria Surabaya, Karya Proyek Semester Genap, Mapel Bahasa Indonesia)
Gambar: www.google.com