Surabaya, Krisanonline.com – Hari demi hari terus berlalu, aku merasa bersyukur karena Tuhan masih memberikan sahabat yang bisa mengerti kondisi yang saat ini aku hadapi. Aku merasa bahwa tak ada hari yang menyedihkan jika ia selalu berada menemaniku.
Berjalannya waktu, akhirnya kami harus bersiap – siap dan belajar menghadapi ujian kenaikan kelas. Di sela – sela waktu aku berusaha menyempatkan diri untuk sekedar menanyakan kabar Jacqueline. “ Jacq, gimana kabar mu ? Aku kangen kamu loh “ tanya ku pada Jacq di Whats App. “ Aku baek – baek aja kok Kar. Eh Kar aku belajar dulu ya soalnya kan kamu inget sendiri besok mau ujian. “ balas Jacqueline. “ Iya nih Jacq, Siap – siap jacq perjuangan kita akan dimulai besok, Jacq “ jawab ku sambil mencoba sambil bersendagurau sebelum belajar. “ Hehe… yoi siap – siap ae “ balasnya dengan nada khas.
Waktu mulai menjelang senja, saatnya diriku untuk persiapan belajar. Ku mulai menyiapkan buku rangkuman khusus. Lalu merangkum materi pelajaran yang ada. Setelah semua materi sudah ku rangkum, aku menyiapkan diri untuk memahami dan menghapalnya. Tak lupa sebelum belajar, aku pun berdoa lebih dahulu. Aku menghabiskan waktu untuk belajar kira – kira 3 – 4 jam yang di sela – sela waktu belajar aku menyempatkan diri untuk beristirahat bentar.
Hari mulai menunjukkan larut malam, dan aku pun mulai merasa lelah. Akhirnya, aku pun memutuskan untuk tidur. 7 jam aku habiskan untuk beristirahat dengan tujuan agar esok hari aku bisa bangun dengan suasana yang segar sehingga aku siap untuk menghadapi UKK.
Mentari mulai menunjukkan cahayanya, angina sepoi – sepoi membuat suasana menjadi segar. Kini aku siap untuk menghadapi hari baru serta ujian dengan pikiran yang sudah fresh. Aku pun bersiap – siap pergi ke sekolah. 15 menit ku habiskan untuk mandi, makan, dan berganti pakaian. Selepas itu, aku pun berpamitan ke mama dan nenek untuk berangkat sekolah.
Sesampainya disekolah, seperti biasanya aku pun berkumpul di pendopo. Saat di pendopo aku pun mencari Jacqueline untuk belajar sebentar mengulangi materi yang sudah dipelajari kemarin malam. Karena setelah sekian lama aku mencari Jacqueline dan tidak ketemu, akhirnya aku pun memutuskan untuk menunggu nya dengan duduk di bangku yang ada di pendopo.
Ketika aku duduk di pendopo, tiba – tiba saja bahuku di tepuk oleh seseorang. Dan ternyata ia adalah Jacq. “ Woy, kemana aja kamu jacq “ tanyaku dengan nada sedikit kesal karena capek mencarinya. “ Aku baru aja sama Alvina “ jawabnya santai. “ kesel tauk, aku nyari kamu. “ gerutu ku. “ Iya, iya maap. Ya udah, yuk belajar sekarang. “ ajaknya. “ Yuk “ jawabku singkat dengan mengeluarkan buku. Kami berdua pun belajar sambil menunggu bel sekolah berbunyi.
Waktu terus berputar, kini tak terasa kami sudah hampir 4 tahun bersahabat bersama. Aku tak menyangka bisa memiliki teman seperti Jacqueline. Aku banyak belajar dari karakter dalam dirinya. Jacqueline lebih banyak mengajarkan kepada diriku bagaimana menghadapi segala masalah.
Kehadiran dirinya dalam hidupku membawa sukacita. Karena ketika salah satu dari kami merasa kesusahan, Jacqueline mencoba menghibur aku dan menguatkan diri ku dengan motivasi. Sehingga menurut saya persahabatan saya dengan Jacqueline merupakan persahabatan yang saling melengkapi satu sama lain tanpa memandang dari segi fisik maupun benda harta.
Disamping itu, persahabatan antara aku dan Jacqueline penuh dengan rintangan. Dimana rintangan ini lebih mengarah pada diriku. Karena seringkali kami bertengkar karena adanya salah paham. Terutama ketika ada kerja kelompok. Namun Dibalik semua itu, kami belajar untuk lebih dewasa. Kami harus belajar menghargai kehendak orang lain dan mendengarkan pendapat orang lain
(Kontributor: Karissa Shine, Siswi XI Bahasa, SMA Santa Maria Surabaya)
Gambar: www.google.com