Surabaya, Krisanonline.com – Tahun demi tahun telah berlalu, Ichigo sudah menginjak masa remaja dan bertemu kembali dengan Hiro dan Ichigo menemukan bahwa umur mereka sudah saling mendekati. Hiro mengajak Ichigo untuk datang bersama sama ke festival musim panas yang di adakan di atas bukit lalu Ichigo ragu – ragu karena yang mengadakan bukanlah manusia tetapi roh yang berada di sana. Namun Hiro mengatakan bahwa itu hal yang tidak apa karena festival tersebut dibuat mirip dengan festival yang diadakan oleh manusia dan juga Hiro akan menjaga nya selalu. Ichigo pun menerima tawaran tersebut lalu datang pada malam hari untuk pergi ke festival tersebut.

Festival malam itu dihiasi dengan lampu-lampu kuning yang memberikan kehangatan kepada lokasi sekitarnya. Berbagai stand dengan warna yang berbeda-beda berderet di sepanjang bukit. Stand game, makanan, topeng-topeng, dan apapun yang mungkin kamu bayangkan. Semuanya terlihat begitu bahagia dan meriah. Malam itu diramaikan oleh roh – roh atau bisa dikatakan “orang-orang” berkerumunan yang sibuk untuk menikmati festival.

Saat berada di festival, Hiro mengeluarkan sebuah kain dan meminta Ichigo untuk mengikatkan kain tersebut ke tangan nya agar tidak tersesat, mereka menonton pertunjukan kembang api, memakan gulali dan yang lain nya, lalu mereka berjalan jalan untuk melihat pemandangan, Hiro memberitahu bahwa dia tidak bisa lagi menunggu musim panas selanjutnya dan ingin selalu bersama Ichigo, lalu ia memberikan topengnya kepada Ichigo agar menjadi miliknya

Tiba – tiba ada 2 anak yang sedang berlari dan salah satunya terjatuh sehingga Hiro memegang tanganya agar tidak terjatuh, tiba – tiba tangannya lenyap secara perlahan lahan dan ternyata anak tersebut manusia yang seharusnya tidak boleh bersentuhan dengan Hiro, saat Hiro mengetahui bahwa ia akan menghilang, ia tersenyum kepada Ichigo dan membuka tangannya agar dapat memeluk Ichigo. Perlahan – lahan Hiro menghilang dari pelukan Ichigo sehingga yang tersisa hanyalah topeng Hiro dan bajunya. Ichigo memegang erat topeng tersebut dan roh – roh di bukit tersebut perlahan – lahan muncul dan mengatakan bahwa mereka menginginkan Hiro berada di sini lebih lama tetapi mereka berterima kasih kepada Ichigo karena Hiro sebenarnya selalu ingin menyentuh Ichigo walaupun dirinya hanyalah sebuah roh yang rapuh. Dan Ichigo pun tidak menyesali hal itu sedikit pun.

Kejadian itu tetap tersimpan di pikiran Ichigo. Bulan ke bulan berganti menjadi tahun ke tahun dan Ichigo telah menjadi seorang wanita. Bukan lagi seorang anak kecil atau remaja seperti beberapa tahun sebelumnya. Tahun-tahun ketika ia masih bisa menatap wajah Hiro yang biasanya juga tertutup dengan topeng. Bertahun-tahun Ichigo masih mengingat dengan jelas cerita yang ia tulis bersama Hiro. Meskipun Hiro sudah tidak ada lagi di hutan itu untuknya di saat musim panas, ia tetap kembali. Dirinya yang dewasa tidak kembali ke tempat itu hanya untuk berlibur dan bertemu dengan Hiro lagi. Ichigo yang dewasa telah merelakan sosok Hiro yang selalu dinantikannya setiap tahun. Ia kembali untuk menjalani hidupnya seperti biasa. Bukan berarti ia melupakan Hiro, Hiro akan terasa dalam pikirannya dan Ichigo tak akan pernah bisa melupakan sentuhan pertama dan terakhir Hiro di malam itu. (Tamat)

(Kontributor: Aaron Nathaniel, Siswa XI Bahasa, SMA Santa Maria Surabaya)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini