Surabaya, Krisanonline.com – Krisanis, Raditya Dika merupakan sosok komika dan pemain film yang juga berprofesi sebagai novelis. Namun siapa yang menyangka kalau novel yang ditulisnya adalah sebuah cerita lucu dan konyol yang ternyata adalah kumpulan cerita pribadi Raditya Dika sendiri. Setelah buku pertamanya yang berjudul “Kambing Jantan: Sebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh”, maka novel “Cinta Brontosaurus” menjadi novel sekaligus buku kedua yang diterbitkannya pada tahun 2006. Sebagai novel yang pernah booming antara tahun 2006 sampai tahun 2008 karena novel tersebut pernah dicetak ulang sampai cetakan ke 13. Novel “Cinta Brontosaurus” sendiri menjadi sebuah cerita pendek dengan Raditya Dika sebagai tokoh utama dalam novel tersebut, dengan kata lain menceritakan pengalaman pribadi Raditya Dika dan 13 kisah didalamnya adalah pengalaman nyata yang dialami oleh Raditya Dika.
Awal mula novel ini bercerita saat Raditya Dika masih berada di Sekolah Dasar. Sebagaimana anak kecil yang penuh dengan keingintahuan, Dika menanyakan kepada orang tuanya mengenai arti dari kata ‘Cinta Monyet’ yang ia dengar sendiri dari ibunya. Pembahasan mengenai cinta monyet ini terjadi saat Dika bercerita mengenai seorang anak gadis yang bernama Lia. Segala cara ia lakukan untuk dapat menarik perhatian sang gadis. Sampai suatu hari, datanglah keberanian dari Dika untuk menulis surat kepada Lia untuk mengungkapkan perasaannya. Namun ternyata Lia sudah memiliki pacar dan ingin mengajaknya bertemu dengan pacarnya. Dari pengalaman inilah Dika belajar mengenai arti dari cinta monyet atau cinta kanak-kanak yang berbeda dari cinta orang dewasa. Cinta orang dewasa lebih banyak pertimbangan sementara cinta monyet tidak mementingkan pertimbangan dan membiarkannya mengalir begitu saja.
Baca Juga: 11 Menit Paling Kritis
Cinta Brontosaurus adalah novel dengan tema percintaan yang dibungkus dengan bumbu humor, tentu tema yang diangkat dalam novel ini sangat disenangi oleh anak muda zaman sekarang. Hal yang paling menarik adalah cara penyampaian cerita dalam novel ini, dengan konsep tulisan diari dan menggunakan bahasa sehari-hari sehingga mudah dimengerti oleh para pembaca. Penyampaian cerita yang aslinya tragis menjadi “konyol” yang bisa membuat pembaca tertawa dan tersenyum ketika membaca novel ini. Namun, dalam novel ini terdapat kata-kata vulgar dan tidak disensor yang ditulis secara tersirat sehingga bagi yang tidak suka dengan kata-kata vulgar mungkin dapat merasa aneh membaca novel ini. Novel ini juga hanya berputar disekitar bahasan percintaan saja yang mungkin dapat membuat pembaca merasa bosan saat membaca novel ini. Humor dalam novel “Cinta Brontosaurus” ini cocok untuk remaja sekitar tahun 2010 yang berbeda dengan humor remaja sekarang.
Saya merekomendasikan buku ini bagi remaja yang sedang mencari novel jenaka dan menghibur karena novel ini adalah salah satu novel terbaik di zamannya. Selain itu, didalam novel ini terkandung nilai moral yang dapat diambil seperti jangan pantang menyerah dan berani mencoba kembali di saat kita gagal dalam melakukan sesuatu sebelum kita mencapai tujuan atau cita-cita kita, selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi orang yang kita sayang dengan membuatnya tersenyum atau tertawa bahagia karena cinta yang tulus tidak akan memiliki pertimbangan.
(Kontributor: Eustaquio Richard Dermawan, Siswa XII IPS 3, SMA Santa Maria Surabaya)