Surabaya, Krisanonline.com – Krisanis, disadari atau tidak, banyak Ikatan Alumnus (Ilumnus) Santa Maria Surabaya yang telah berprestasi dan sukses dalam karier. Ada yang menjalani profesi sebagai pengusaha, dokter, ibu rumah tangga, guru, dosen, penyiar radio, presenter Tv, Mc/Host, trainer, entrepreneur, pengacara, fotografer, kontraktor, dan lain-lain.
Nah, dari ratusan bahkan ribuan alumni tersebut, kali ini redaksi menyajikan liputan eksklusif seorang alumni SMA Santa Maria Surabaya (Novie Moestidjab angkatan 1974). Belum lama ini, beliau dipercaya sebagai ketua pelaksana untuk menggelar acara Reuni Alumni 50 Tahun Angkatan 1974 di SMA Santa Maria, Minggu (03/03/2024) lalu. Cek liputan istimewanya yang dituangkan dalam rubrik “Alumni Inspirasiku” pada halaman ini ya….
Siapa nama lengkap Ibu dan apa profesi Ibu saat ini?
Baik, nama saya, Novie Moestidjab, B.A. Biasa disapa teman-teman dengan sebutan Novie. Saya bersekolah di Santa Maria sejak dari TK s.d. SMA. Saat ini saya berprofesi sebagai ibu rumah tangga.
Pengalaman apa yang paling membahagiakan selama menjadi Ibu rumah tangga?
Tentunya banyak pengalaman yang membahagiakan. Namun, pengalaman tak terlupa saat mendidik anak-anak bertumbuh dan berkembang kala masih bersekolah dulu. Saya masih ingat ketika saya harus mengantar dan menjemput sekolah. Mendidik dan mendampingi mereka hingga menjadi pribadi yang mandiri. Pendeknya, saya bekerja full untuk anak-anak. Ini menjadi kenangan berkesan buat saya. Saya mempunyai dua orang anak. Putri dan putra. Keduanya kebetulan kuliah di Fakultas Kedokteran dan saat ini menjalani profesi sebagai seorang dokter dan dosen juga.
Adakah aktivitas lain sebagai Ibu rumah tangga?
Ya, saya tergabung dalam Komunitas Cinta Berkain Indonesia (KCBI). KCBI adalah komunitas sosial budaya yang mewadahi masyarakat yang ingin menghidupkan kembali budaya tradisional warisan leluhur. Hal yang dilakukan secara sederhana adalah melakukan pembiasaan penggunaan busana berkain atau pakaian jarik setiap kali ada kegiatan. Di KCBI ini pula saya juga aktif dalam kegiatan bermusik, khususnya bermain angklung.
Bisa diceritakan sedikit saat bersekolah di Santa Maria dulu? Adakah pengalaman menarik?
Mmmm…begini. Saya masuk Santa Maria sejak dari TK s.d. SMA. Lalu, lulus SMA tahun 1974. Saat SMA muridnya masih putri semua. Nah, karena semua murid masih putri semua, hubungan antar teman menjadi lebih seru, akrab, dan dekat satu sama lain. Saya masih ingat Kepala Sekolah SMA saya adalah Suster Romana.
Mengapa dulu memilih bersekolah di Santa Maria?
Ya, karena waktu itu orangtua mengarahkan saya untuk memilih Santa Maria. Selain karena faktor kedisiplinannya yang sangat bagus juga suasana lingkungan yang bersih, rapi, dan mendukung kegiatan pembelajaran.
Adakah prestasi yang pernah didapat saat di Santa Maria dulu?
Saat itu SMA Santa Maria memiliki 3 jurusan, IPA, IPS, dan Budaya. Saya masuk dalam jurusan Budaya karena saya senang dengan pelajaran Bahasa Jerman dan Bahasa Belanda. Kebetulan saat di sekolah saya jarang ikut lomba. Namun, saya masih teringat Santa Maria waktu itu terkenal dengan prestasi drumband-nya yang sering tampil di ajang lomba dan meraih juara. padahal semua anggotanya putri semua lho. Waktu itu, dilatih langsung dari Taruna Angkatan Laut.
Apa yang selalu terkesan dengan Santa Maria?
Guru-gurunya baik-baik. Ruangan antar kelas sangat luas dan rapi. Kantinnya banyak orang yang berjualan sehinga anak-anak mudah membelinya bila sedang lapar.
Kalau boleh tahu siapa yang menjadi guru paling favorit Ibu? Berikan alasan?
Pertama, Bapak Theo guru olahraga. Beliau senang bercanda, tegas, disiplin, dan sangat hafal dengan nama-nama muridnya. Kedua, Ibu Netty guru Matematika. Ibu Netty adalah sosok pribadi yang baik, sabar, dan sering tersenyum bila berjumpa dengan siapa saja. Pendeknya, semua guru Santa Maria itu baik-baik dan banyak memberikan bimbingan, baik di dalam maupun di luar sekolah.
Bagaimana Santa Maria membentuk karakter dan kepribadian diri Ibu?
Di Santa Maria saya belajar mengenal diri saya lebih baik melalui pelajaran budi pekerti. Melalui pelajaran budi pekerti, segala hal yang menyangkut kepribadian kita diperhatikan semua. Sampai dengan cara berjalan yang baik pun juga diajari. Apalagi waktu itu semua murid adalah putri. Satu lagi, Santa Maria dalam penerimaan muridnya bersedia menerima dari semua golongan. Tidak hanya dari golongan menengah atas saja. Dari golongan ekonomi bawah pun diterima dengan baik dan tanpa pilih kasih. Jadi, muridnya itu beragam.
Bagaimana pandangan masyarakat tentang Santa Maria saat ini?
Kualitas pendidikannya yang baik dan pengembangan karakternya yang kuat. Nah, pertahankan ini terus dan semakin ditingkatkan dari hari ke hari. Namun, kalau boleh saya sedikit cerita di era saya dulu, Santa Maria sering mengadakan kegiatan bazar secara rutin dan berkala. Menariknya yang mengadakan bazar adalah anak-anak sendiri. Mereka berjualan makanan dan minuman. Hasilnya diberikan ke sekolah untuk dikelola dan disumbangkan lingkungan sekitar dan bagi mereka yang tidak mampu.
Adakah pesan yang ingin disampaikan untuk anak-anak Santa Maria?
Raihlah prestasi setinggi mungkin karena dengan prestasi yang baik akan berdampak pada profesi atau karier baik pula ke depannya. Profesi yang bagus dari para alumninya akan meningkatkan nama baik almamaternya. Para guru pun juga ikut bangga melihat alumninya menjadi pribadi yang sukses. Maju terus Serviam! (Dya)