Surabaya, KrisanOnline.com – Krisanis, Hari raya Natal dirayakan oleh umat Katolik dan Protestan di seluruh dunia. Perayaan Natal dilaksanakan dengan berbagai cara seturut iman atau bahkan mengikuti “zaman”.Misal, beribadah, tukar kado, dinner di café, atau hanya menyempatkan diri sebagai momen liburan akhir tahun.

Di era kemajuan IPTEK yang tidak bisa kita tolak ini, sebenarnya apa makna Natal bagi umat beriman khususnya generasi milenial dan generasi Z?Tentu pemaknaan Natal ini penting bagi generasi muda. Budaya ketimuran yang menganut erat agama dan kepercayaan sebagai jati diri wajib ada dalam diri, bukan hanya sekadar hanyut dalam penggunaan IPTEK. Apakah kita tidak mencari makna Natal? Padahal tiap tahun mengikuti ibadah Natal. Mungkin, hanya ritual tak berarti atau “gaya hidup” demi eksistensi diri sendiri di media sosial.

Banyak dampak IPTEK yang membuat kita lupa. Lupa akan pemaknaan hari raya Natal. Terlebih haus akan eksistensi diri. Jika ini yang terjadi, apalah arti kita sebagai umat beriman, yang seharusnya melihat diri kembali untuk memenuhi kebutuhan rohani kita. Jangan muluk-muluklah! Mungkin itu tanggapannya. Apa masih ada yang mengutamakan kebutuhan rohani? Sekadar ke gereja saja sudah bukan keutamaan. Semuanya itu kalah dengan FOMO (Fear Of Missing Out).

FOMO adalah jenis kecemasan yang umum dirasakan generasi milenial hingga generasi Z. Kondisi ini semakin marak saat Instagram, Twitter, Facebook, dan media sosial lainnya berubah menjadi suatu bagian penting dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Menurut Department of Psychology, School of Social Sciences, Nottingham Trent University, di Inggris, FOMO adalah suatu kondisi yang bisa menyebabkan orang berlaku di luar batas kewajaran di media sosial. Selain takut ketinggalan berita/story/postingan di media sosial, mereka juga kadang sengaja memasang gambar, tulisan, atau bahkan mempromosikan diri yang belum tentu jujur hanya demi terlihat update.

Maka dari itu, untuk memaknai Natal kita harus berani untuk sejenak menarik diri. Dengan menarik diri di momen kelahiran Juru Selamat ini diharapkan kita merasa JOMO (Joy Of Missing Out). Mengikuti apa yang menjadi kehendak Allah dan menjadi umat yang dibarukan oleh karena kelahiran-Nya. Mari kita menghidupi semangat hari suci ini dengan pemaknaan Natal yang sesungguhnya.

Merry Christmas! (Melisa Pranata)

Referensi

https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/fomo-adalah-ketinggalan-berita/, diakses pada 14 Desember 2019 pukul 19.14 WIB.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini