“Perpisahan akan menjadi kenangan, namun bukan untuk berhenti saling memiliki.” – Raditya Setya Jati
Surabaya, Krisanoline.com – Krisanis, dalam kehidupan, akan terukir sebuah kenangan. Setiap memori, memiliki arti yang akan membekas dalam ingatan. Sesaat setelah ini, tak kan ku temui sosok riang canda sepertimu lagi. Namun, kau kan ku kenang dalam hati. Menghabiskan waktu muda dengan orang terdekat, akan memberi jejak pengalaman indah di kehidupan saya yang sulit terulang kembali. Selagi waktu masih berjalan, saya harus memanfaatkan sebelum semuanya sirna.
Menjelang libur sekolah tiba, saya bersama ketiga teman saya Sheril, Jessica, dan Nadine memutuskan untuk menggelar acara perpisahan salah satu guru kami, Pak Radit. Beliau adalah guru sejarah yang telah mengabdi selama satu tahun di SMA Santa Maria Surabaya. Susah senang kami lalui bersama, hingga kini Pak Radit telah berpindah tugas.
18 Juni 2022 menjadi momentum kebersamaan terakhir kami. Kenangan ini kami rayakan di sebuah restoran yang tak jauh dari kediamannya selama di Surabaya, Higa Asian Eatery. Pagi hari, saya, Sheril, Jessica, dan Nadine berkumpul di Mc Donald’s Raya Darmo untuk berangkat bersama menuju restoran tempat acara perpisahan. Kami berangkat menggunakan Bus Suroboyo menuju perhentian terdekat, yaitu pusat perbelanjaan Ciputra World.
Terlintas di benak untuk membelikan hadiah sebagai kenangan Pak Radit. Tanpa berpikir panjang, kami berempat mengelilingi pusat perbelanjaan itu. Satu per satu toko kami lalui, tak sedikit yang menutup gerai. “Ini mall tutup apa gimana sih? kok pada tutup?” ucap Nadine. Nyatanya, pusat perbelanjaan tersebut sedang dalam perbaikan. Waktu sudah menunjukkan pukul 11.00, pertanda sudah harus tiba di tempat acara. Kami bergegas menuju restoran dengan tangan kosong.
Tiba di Higa Asian Eatery, kami langsung berdiskusi memilih menu. Selang beberapa menit, Pak Radit datang diiringi seorang perempuan. Terlihat dari depan pintu masuk, perempuan dengan pakaian biru tua berdiri di belakangnya, ialah Ibu Clora. Sengaja kami mengundang Ibu Clora untuk turut hadir dalam acara perpisahan ini. Pak Radit terkejut dan tak menduga jika rekan terdekatnya selama mengajar di SanMar turut hadir.
Makanan siap disantap, tak henti-hentinya kami saling berbagi cerita. Perasaan campur aduk, sedih rasanya tak lama lagi Pak Radit akan meninggalkan Surabaya. Di sisi lain, tawa canda menyelimuti kesedihan kami. Merayakan detik-detik terakhir, Pak Radit di dekat kami menjadi pengalaman tak terlupakan.
Ketulusan, kemurnian, saling memiliki, keutuhan, dan cinta kasih seperti bunga mawar, akan selalu ada dalam sebuah keluarga. Keluarga bukanlah hanya sekadar ayah, ibu, kakak, dan adik yang ada di rumah, melainkan seluruh orang yang mengasihi kita itulah keluarga.
Dari kedekatan, akan menjadi suatu keluarga yang utuh, keluarga yang solid, dan keluarga yang saling melengkapi. Semua ini bisa terjadi atas sebuah ketulusan yang ada dalam diri masing-masing. Tanpa adanya kasih, apa makna dari sebuah keluarga? apa arti kebersamaan? Maka, marilah kita menjadi sebuah keluarga besar yang saling mengasihi dan menghargai.
(Kontributor: Alexander William, Siswa XII IPS 3, SMA Santa Maria Surabaya)