Persiapan terbaik untuk besok

adalah melakukan yang terbaik

hari ini (Richard Brinsley S.)

Surabaya, Krisanonline.com – Krisanis, nama lengkap saya Batsyeba Agatha Amarilis – biasa dipanggil-  Beba. Saya anak bungsu dari empat bersaudara. Pada kesempatan kali ini saya ingin sedikit berbagi cerita dengan pembaca KrisanOnline. Begini, sejak masuk SD saya tidak pernah mengerjakan tugas-tugas sekolah secara mandiri. Bisa dikatakan semua dikerjakan oleh mama dan kakak saya. Akhirnya, hal ini membuat saya terbiasa menjadi manja dan ketergantungan dalam melakukan segala hal. Saya pun tidak pernah mendapat ranking sejak SD sampai SMP kelas VIII karena saya tidak “semangat” dalam belajar.  

Saat kelas IX SMP baru saya menyadari bahwa saya harus mandiri dan rajin belajar untuk masa depan. Oleh karena, masa depan saya bukan ditentukan orang lain, tetapi oleh diri saya sendiri. Nah, sejak saat itu saya mulai melakukan segala sesuatu dengan mandiri dan mulai tekun belajar. Alhasil, saya pun mendapatkan nilai-nilai bagus di kelas dan saya masuk 10 besar.  Saya sangat senang dan membuat saya ingin terus berusaha agar nilai saya semakin bagus di semua pelajaran.

Krisanis, perjuangan tersebut ternyata tidak hanya ketika saya sampai lulus SMP saja lho. Namun, saat saya masuk SMA. Perjuangan lebih keras dan menantang telah menanti. Saya diterima di SMA Santa Maria Surabaya. Padahal, saya anak luar pulau. Dengan diterima di SMA Santa Maria Surabaya, telah terbayang dalam benak bahwa saya harus siap tinggal di kos dan tentunya jauh dari orangtua.  Saya harus siap melakukan segala sesuatu dengan benar-benar mandiri. Ya, …harus mandiri mulai dari mengerjakan tugas-tugas sekolah, menyiapkan makan dan minum, membeli perlengkapan belajar, membersihkan kamar, membeli obat ketika sakit, dan lain-lain. Upss…semua benar-benar mandiri dan tidak ada siapa pun yang membantu. Di awal-awal “perjuangan” ini, saya sempat berada di titik terendah. Terasa begitu berat dan sungguh “capek.” Mengingat, dulu semuanya telah disiapkan oleh mama dan saudara. Kini, semua harus mandiri. Pyuhhh….

Namun, dari kejauhan mama selalu memberi peneguhan, mendoakan, dan memberi semangat kepada saya agar tidak mudah patah arang. Mama meminta saya untuk melakukan yang terbaik dan jangan lupa untuk selalu bersyukur kepada Tuhan.  Oleh karena, apa yang saya alami sekarang adalah sebuah proses pembentukan karakter, mental, dan pribadi yang lebih baik dan lebih tangguh untuk masa depanku kelak. “Terima kasih Tuhan. Terima kasih mama,” doaku setiap malam.

(Kontributor: Batsyeba Agatha Amarilis, Siswi XI Bahasa SMA Santa Maria Surabaya)

1 KOMENTAR

  1. Semangaaaat Agatha dalam pembelajaran di SMA, meski jauh dari orang tua, mereka mendukungmu dan teman temanmu juga.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini