Surabaya, Krisanonline.com – Krisanis, lumpia adalah camilan yang dibuat dari adonan tepung dan telur yang didadar, diisi daging, rebung, dan sebagainya, lalu digulung, biasanya digoreng. Isi dari lumpia bermacam-macam. Di Indonesia, lumpia biasanya berisi sayuran. Makanan ini sendiri ternyata merupakan perpaduan budaya Tionghoa dengan Jawa yang menyatu dalam cita rasa.

Makanan ini bermula ketika pedangang Tiongkok bernama , Tjoa Thay Joe, lelaki kelahiran provinsi Fujian Tiongkok, memutuskan untuk tinggal dan menetap di Semarang tahun 1800-an. Ketika itu, Tjoa menjual beragam makanan berbahan babi dan juga rebung di Pasar Johar, Semarang. Saat itulah ia bertemu dengan Wasih, seorang pedagang makanan yang merupakan orang Jawa asli. Thay Yoe dan Wasih pun akhirnya jatuh cinta dan keduanya pun menikah.

Setelah menikah, dari tangan mereka lahirlah  makanan khas Semarang ini yakni lumpia tahun 1870-an. Namun, mengingat kebiasaan masyarakat Jawa Semarang yang tidak mengonsumsi daging babi, lumpia mereka yang memakai bahan utama berupa rebung (tunas bambu) kemudian diisi dengan daging ayam dan telur.

Pasangan tersebut kemudian memiliki seorang putri bernama Tjoa Po Nio, yang meneruskan usaha orang tuanya dengan menghadirkan lumpia-lumpia yang terkenal seperti Lumpia Pemuda (Mbak Lien), Lumpia Gang Lombok, serta Lumpia Mataram. Seiring berjalannya waktu bumbu rempah lainnya juga dimasukkan untuk menyempurnakan rasa dari makanan khas semarang ini. Sampai akhirnya terciptalah lunpia dengan rasa istimewa khas Semarang yang memadukan rasa gurih, asin, dan manis.

(Kontributor: Samuel Budiono, Siswa XII IPS 3 SMA Santa Maria Surabaya)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini