“…pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. (Yoh, 20:1).”
Surabaya, Krisanonline.com – Krisanis, kisah kebangkitan Yesus, dimulai dengan sebuah kubur yang kosong. Mengapa harus kosong? Dimana Yesus? Kenapa Dia tidak menunggu di sana dan menampakkan diri-Nya kepada sang perempuan dan para murid? Kristus yang telah bangkit tidak perlu untuk membuka pintu makam untuk keluar dari sana, tapi Dia menggulingkan batu penghalang agar kita bisa masuk ke dalamnya. Namun, ketika mereka berada di dalam, Maria Magdalena menangis, dan Petrus, pemimpin dari para rasul, tidak memahami dan akhirnya pulang.
Krisanis, Minggu Paskah, kali ini kita seperti memasuki kubur yang kosong. Kita merayakan kebangkitan Kristus, tetapi kita hanya melihat Gereja yang kosong, sekolah yang kosong, dan tempat-tempat yang biasanya ramai menjadi sepi. Ke manakah Tuhan saat kita bergulat dengan berbagai permasalahan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19?
Jika kita kembali ke kisah kelahiran Yesus di Bethlehem, alasan mengapa Yesus lahir di kandang adalah bahwa tidak ada ruang yang tersedia untuk Yusuf dan Maria. Seringkali, kita begitu penuh akan diri kita sendiri dan kita pun tidak lagi bisa menerima Tuhan dalam hidup kita. Kita dipenuhi oleh ambisi, prestasi, dan kesombongan. Kita disibukkan oleh kesuksesan, karier, dan ketenaran. Kadang-kadang, kita juga ditaklukkan oleh kebencian, kemarahan dan iri hati bagi orang lain.
Wabah ini mungkin menjadi sebuah kubur kosong bagi kita, yang membuat kita berhenti sebentar dari segala kesibukan kita dan merenung. Apakah hal-hal yang selama ini saya kejar sungguh memberikan kebahagiaan? Apakah masih ada tempat untuk Yesus di hati saya.
Kubur kosong membantu kita untuk mengosongkan diri juga dan membantu kita melihat Tuhan yang seringkali hadir sebagai bayi lemah tak berdaya. Kubur kosong membantu kita menghancurkan orientasi degil dan egois kita. Ketika kita bisa membuat ruang bagi orang lain dan terutama Yesus dalam hati kita, kita belajar untuk melihat bahwa hidup ini lebih indah bila dibagikan. Kita menemukan makna yang lebih dalam saat orang lain menemukan kasih dan kenyamanan dalam ruang hati kecil kita. Kita menerima sukacita saat orang yang kita kasihi belajar juga untuk mengasihi dan ini adalah sukacita dari Hari Paskah.
Selamat Paskah!
(Kontributor: Frater Valentinus BayuhadiRuseno, OP)
Pemberian refleksi terindah di hari Paskah. Terima kasih, Romo Bayu!
Selamat Paskah buat rm Bayu OP dan semuanya
Refleksi yg sangat dalam menyentuh bagian paling dalam dan tersembunyi dlm hidup kita. Sdh sangat lama kita selalu mengatakan ‘Sangat sibuk , tidak ada lagi ter’sisa’ waktu buat mengucap syukur ‘. Betapa besarnya kesabaran n belas kasih Allah menunggu kita kembali berbucara secara intim denganNya. Terima kasih romo, Tuhan sdh memberkati kita melalui refleksi romo.. berkah Dalem