Dengarkan kisahku …
Dengarkan, tetapi jangan menaruh belas kasihan padaku:
kerana belas kasihan menyebabkan kelemahan, padahal aku masih tegar dalam penderitaanku…
Jika kita mencintai,
Cinta kita bukan dari diri kita, juga bukan untuk diri kita

Jika kita bergembira,
Kegembiraan kita bukan berada dalam diri kita, tapi dalam hidup itu sendiri
Jika kita menderita,
kesakitan kita tidak terletak pada luka kita, tapi dalam hati nurani alam
Jangan kau anggap bahwa cinta itu datang kerana pergaulan yang lama atau rayuan yang terus menerus

Cinta adalah tunas pesona jiwa,
dan jika tunas ini tak tercipta dalam sesaat,
ia takkan tercipta bertahun-tahun atau bahkan dari generasi ke generasi.

Wanita yang menghiasi tingkah lakunya dengan keindahan jiwa dan raga adalah sebuah kebenaran,
yang terbuka namun rahasia;
Ia hanya dapat dipahami melalui cinta,
hanya dapat disentuh dengan kebaikan;
dan ketika kita mencoba untuk menggambarkannya, ia menghilang bagai segumpal uap.
(Karya Kahlil Gibran)

Konversi Puisi: 

Puisi ini menceritakan seseorang yang sedang berkisah tentang hidupnya. Ia mengatakan bahwa jangan mengasihani aku karena itu dapat melemahkanku.Aku masih tegar dalam penderitaanku. Puisi ini mengisahkan pula perjalanan hidup dan cinta seseorang. Jika kita mencintai, maka kita jangan meminta balasan. Namun, mencintai itu harus tulus. Kegembiraan itu bukan hanya dalam diri kita sendiri,  tapi dalam hidup semua orang.

Seseorang yang mempunyai tingkah laku yang baik hanya dapat dipahami dengan cinta dan hanya dapat disentuh dengan kebaikan. Secara keseluruhan puisi ini mengisahkan tentang perjalanan cintanya. Saat ia sedang dalam penderitaan, maka jangan meminta untuk dikasihani. Oleh karena, itu akan melemahkan.

Nilai-nilai: 

Puisi ini mengajak kita untuk tegar dalam penderitaan dan jangan mudah dikasihani. Dalam puisi ini juga menggambarkan bahwa dalam hidup itu ada suka dan derita, tetapi itu tergantung kita menyikapinya. Kita harus mencintai seseorang dengan tulus tanpa meminta balasan. Cinta bukan karena rayuan saja, tetapi cinta itu tumbuh dari jiwa yang tulus.

(Kontributor: Batsyeba Agatha Amarilis, Siswi XII Bahasa, SMA Santa Maria Surabaya)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini