Surabaya, Krisanonline.com – Belakangan ini, permasalahan yang seringkali timbul ialah permasalahan manajemen, urgensitas dari manajemen ialah sebuah perangkat pada kehidupan sebuah organisasi maupun pemerintah. Pada konteks ini manajemen merupakan kepemimpinan yang senantiasa ditekankan pada seorang pemimpin, sebab pemimpin adalah elemen yang menggerakkan sebuah aktivitas maupun seorang pemimpin melaksanakan berbagai fungsi manajemen tidak terkecuali dalam mengambil keputusan serta kebijakan yang bisa memudahkan dalam tercapainya tujuan dari perusahaan secara efektif dan efisien.
Agar suatu kepemimpinan dapat berjalan dengan baik tidak jarang diperlukan kepemimpinan Pancasila yakni suatu pemikiran yang menghindari berbagai keputusan yang sifatnya hanya menguntungkan pribadi, karenanya diperlukan keputusan yang sifatnya lebih terarah. Kemudian menghindari penetapan keputusan yang tergesa-gesa dan memakai tenaga kerja maupun alat produksi yang dimiliki oleh perusahaan dengan efektif, sebab dua elemen itu merupakan faktor yang memberikan pengaruh terhadap kesuksesan dari sebuah perusahaan. Maka dari itu seorang pimpinan diharuskan bisa melakukan pengelolaan, serta pengarahan terhadap berbagai elemen yang tersedia dengan baik serta teratur dan seorang pimpinan juga diharuskan bisa menghadirkan sebuah kerjasama yang harmonis antara pemimpin dengan para jajarannya.
Apabila dihadapi oleh situasi yang demikian, selaku seorang pimpinan tentunya tindakan yang diambil haruslah didasari oleh kebijaksanaan. Melihat terjadinya human error di lingkungan kerja, selaku seorang pimpinan tentunya meminta untuk memberhentikan seluruh proyek yang telah berlangsung untuk dilakukan audit komite keselamatan konstruksi. Apabila kegiatan audit sudah diselesaikan maka kemudian bergantung pada hasil dari audit itu sendiri, jika kemudian lingkungan kerja dinilai aman bagi para pekerja tentunya kegiatan proyek dapat dilanjutkan. Sebab keselamatan dari seluruh pegawai merupakan prioritas utama, yang mana hal ini sesuai dengan kepemimpinan Pancasila yang tidak mengedepankan keuntungan pribadi akan tetapi mengutamakan kepentingan semua pihak sebagaimana dengan nilai yang terkandung dalam sila persatuan Indonesia dimana diharuskan untuk menempatkan keselamatan dan kepentingan kolektif diatas kepentingan pribadi. Tidak hanya itu, dengan memastikan lingkungan kerja yang aman bagi keselamatan pegawai sebelum melanjutkan proyek, maka tindakan ini merupakan salah satu representasi dari nilai dalam sila kemanusiaan yang adil dan beradab yakni dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Kemudian menanggapi karyawan yang yang meninggal tersebut, perusahaan akan bertanggung jawab secara hukum pada kecelakaan kerja yang dialami oleh pegawai di lingkungan perusahaan. Apabila dilihat dari sisi normatif, selaku pimpinan perusahaan tentunya akan mengambil tanggung jawab dalam perkara ini, hal pertama yang dilakukan ialah dengan melaporkan kecelakaan kerja yang menimpa karyawan, kemudian mengajukan manfaat jaminan kerja kecelakaan yang diperuntukkan bagi korban yang bersangkutan, serta selanjutnya ialah memberikan santunan kepada keluarga yang ditinggalkan berupa sejumlah uang dan apabila karyawan bank yang bersangkutan memiliki seorang anak tentunya biaya pendidikan akan ditanggung oleh perusahaan hingga anak tersebut lulus dari perguruan tinggi. Dengan memberikan jaminan pendidikan kepada keluarga korban, hal ini merupakan representasi dari nilai pada sila kelima yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dimana perusahaan selaku pihak yang memberikan pertolongan pada orang lain dan menghormati hak-hak dari individu lain.
Beberapa yang dapat dilakukan oleh seorang pimpinan supaya perusahaannya dapat kembali normal seperti semula ialah pertama-tama dengan mengakui kesalahan dan menyatakan permintaan maaf kepada keluarga korban, para pegawai dan khalayak luas atas kejadian yang terjadi. Kemudian menerima kritikan sebagai bahan untuk melakukan pembenahan diri perusahaan agar kedepannya kesalahan yang sama tidak terulang dan menjadikan performa perusahaan semakin baik dari waktu ke waktu. Strategi berikutnya yang harus dilakukan ialah dengan mengadakan klarifikasi untuk menjelaskan secara rinci mengenai kronologi dan memberitahukan kepada khalayak terkait berbagai langkah yang telah ditempuh oleh perusahaan, mulai dari solusi serta upaya-upaya yang sudah diberikan kepada para karyawan dan pihak keluarga korban. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan reputasi perusahaan sebagai pihak yang tidak lepas tanggung jawab, sehingga kemudian khalayak akan menaruh respect kepada perusahaan sebab bertanggung jawab penuh terhadap kecelakaan yang terjadi di lingkungan perusahaan.
Demikian merupakan solusi yang diambil oleh seorang pimpinan dengan jiwa kepemimpinan Pancasila apabila dihadapi oleh permasalahan tersebut, serta berbagai strategi yang dilakukan oleh seorang pimpinan agar memulihkan iklim dan Citra dari perusahaan.
(Kontributor: Thalia Irfana Putri)
Gambar: www.google.com