Malang selalu menjadi kota yang menyenangkan. Banyak kisah yang berkesan ketika singgah disana, tapi mungkin ini yang paling terkenang.
Surabaya, Krisanonline.com – Krisanis, pada awal Juli 2022 lalu, mobil kami yang berisikan Asa, Chandra, Misael, dan saya berangkat dari Surabaya menuju Malang kota bunga. Dari Loop Graha Famili tempat kami berkumpul, kami berangkat menuju malang melewati gerbang tol dupak. Perjalanan yang seharusnya memakan waktu satu setengah jam berakhir menjadi dua jam karena terjebak macet di dalam tol melewati sidoarjo. Namun segala halangan tersebut tidak mempengaruhi tekad kami untuk pergi berlibur bersama, menghabiskan waktu dan bernostalgia bersama. Perjalanan panjang yang kita lalui terasa cukup cepat karena kami banyak bercerita tentang momen momen bahagia ketika dulu SMP, sambil mendengarkan lagu lagu tahun 2000-an dan 2010-an yang biasa dulu kita dengar.
Kami sampai di kota Malang kira kira pukul 11 malam. Kami menginap dan tidur dirumah Chandra yang ada di daerah perbatasan antara kota Batu dan Malang. Kami segera berkemas tapi tidak langsung istirahat karena kami masih ingin bermain main. Kami membawa console PS4 dan memutuskan untuk bermain game sepakbola dan basket. Permainan berlangsung cukup lama yang membuat kami akhirnya tidur pukul 1 malam.
Besok paginya kami berangkat subuh subuh menuju tempat tinggal teman lama kami yang kebetulan bersekolah di Malang. Namanya Biru dan Meirel, mereka sedang bersekolah di SMA Katolik Albertus yang tempatnya tidak terlalu jauh dari rumah kami. Rencana awal kami adalah pergi ke tempat alam terbuka yang sejuk dan segar udaranya, namun ternyata main PS dirumah saja sudah menyenangkan. Sampai sore hari kami bermain PS dan tidur-tiduran dirumah. Kami akhirnya memutuskan untuk keluar rumah dna mencoba mencari makan. Diperjalanan itu, munculah sebuah ide untuk makan bersama di cafe bersama Meirel dan Biru.
Pukul 7 malam kami berenam pergi mencari cafe yang nyaman untuk kita nongkrong dan makan bersama. Kami pun memutuskan untuk makan di Cafe Litchi karena tempatnya yang tidak terlalu jauh, nyaman, dan harganya yang masih terjangkau. Kira kira 3 jam kami disana, makan sambil bercerita dan berbagi kisah selama beberapa tahun tidak berjumpa. Dari obrolan tentang tugas dan ulangan, hingga gosip gosip yang beredar di sekolah. Semuanya bercerita dan bercanda seperti dulu ketika di SMP.
Hari semakin larut, kami akhirnya pulang kerumah. Rencana awal kami adalah 3 hari 2 malam berada di malang, dari hari Jumat hingga hari Minggu. Namun setelah diskusi, kami pun memutuskan untuk kembali malam itu juga. Sesampainya dirumah Malang, kami langsung packing barang barang kami, bersiap untuk pulang. Di dalam perjalanan pulang, suasana mobil menjadi lebih tenang daripada ketika berangkat, lelah namun bahagia. Berakar keisengan, perjalanan ini dipenuhi perubahan rencana yang tidak menentu dan tak tau arah, namun hal inilah yang membuatnya spesial dan berkesan.
(Kontributor: Ignatius Adhipa Limas Nugroho, siswa XI MIPA 1, SMA Santa Maria Surabaya)