Surabaya, Krisanonline.com – Krisanis, ini kisah lama saya saat duduk di bangku kelas 6 sekolah dasar. Saat itu semua teman- teman saya sudah memiliki gadget yang canggih dan tidak jarang mereka memamerkannya. Di sisi lain saya yang masih berusia 12 tahun itu belum mempunyai smartphone karena masih belum dibolehkan. 

Waktu berlalu dan tidak terasa saya akan melaksanakan ujian nasional tingkat SD. Sebelum ulangan harian atau ujian di sekolah, saya dan orang tua saya sering membuat perjanjian. Isi perjanjian biasanya bila saya mendapat nilai di atas batas tertentu, orang tua saya akan memberikan hadiah. Saat menjelang ujian nasional kami membuat persetujuan, jika saya mendapat nilai diatas 90 di semua mata pelajaran ujian nasional, orang tua akan memberikan smartphone.

Awalnya oleh karena perjanjian itu saya merasa lebih semangat untuk belajar, tetapi lambat laun saya semakin takut bila nilai saya tidak mencapai batas tersebut. Tetapi rasa kekhawatiran itu tidak menghambat saya untuk terus belajar, karena saya sudah mempersiapkan ujian dari jauh hari saya dapat belajar lebih santai namun tetap rajin. 

Tibalah hari ujian berlangsung, saat datang ke sekolah perut saya sudah mulai mencari perkara karena sakit yang diakibatkan rasa nervous atau gugup. Saat masuk ke ruang ujian, saya sudah pasrah dan percaya kepada diri saya sendiri untuk menyelesaikan ujian ini. Hari pertama dan kedua dilewati dengan baik, dan tersisa hari ketiga untuk pelajaran matematika. Di malam hari kedua hal tak terduga terjadi, jam sudah menunjukkan waktu pukul 3 pagi dan saya masih terbangun karena takut tidak bisa mengerjakan ujian matematika di hari terakhir ujian. Tetapi saya memaksa diri saya untuk istirahat dan untungnya saya bisa bangun pagi di hari itu. Akhirnya ujian yang saya nanti selama 6 tahun sudah saya laksanakan. Lega dan senang itulah perasaan saya setelah keluar dari ruang ujian. 

Setelah menempuh ujian nasional tersebut, saya bisa lebih santai dan hanya menunggu hasil nilai keluar. Selang beberapa minggu guru saya pun memberi tahu para murid untuk mengecek hasil ujian nasional lewat suatu website. Saat mendengar hal tersebut saya langsung mengunjungi website dan mencari hasil saya. Dengan tangan yang gemetaran pun saya melihat hasil nilai di atas 90 di semua mata pelajaran dan memenuhi janji saya kepada orang tua. Setelah itu dengan semangat saya menunjukkan hasil kerja keras saya kepada orang tua, mereka terlihat sangat gembira dan menepati persetujuan kita yaitu membelikan saya smartphone baru. Dari pengalaman ini saya belajar bahwa suatu kerja keras tidak akan pernah menghianati hasil dan sebuah kenangan adalah hal yang jauh lebih indah daripada sebuah hadiah.

(Kontributor : Cherryl Alexis Yanputri, Siswi XI Bahasa, SMA Santa Maria Surabaya)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini