Memunggungi tuan seraya pergi berlari

Bulir air mata yang menganak sungai

T’lah menjadi saksi hati yang tersakiti

Luka hati menganga tergores kata bak belati

 

Kerinduan hancur pecah berpuing-puing

Kidung seloka tak lagi terdengar nyaring

Tajam sembilu tak mengalahkan luka karnamu

Perih garam tak seperih perilakumu

 

Rembulan malam enggan menampak

Suramnya malam ibarat hati yang kelam

Bintang berkedip tertutup awan

Sang jagad mengerti luka hati yang mendalam

 

Tuan, durimu tak lagi bersama sang mawar

Helai demi helai kelopak berjatuhan

Terkulai layu di atas rerumputan

Tanda dua hati tak lagi bertautan

 

(Kontributor: Esa Nur Adriani, Siswi X IPS 3, SMA Santa Maria Surabaya)

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini