Surabaya, Krisanonline-com – Di sebuah kota besar, di rumah seorang pejabat kaya raya, tinggalah Jon si tikus kota. Pada suatu pagi yang bising dan seperti pada pagi-pagi lainnya, Jon menerima sepucuk surat yang rupanya dikirimkan oleh saudaranya dari desa. Jon memekik gembira saat membaca surat yang diterimanya itu. Untuk pertama kalinya setelah kepindahannya ke kota, saudaranya, Tiko, si tikus desa mengundangnya untuk bertamu ke rumahnya yang ada di desa tak jauh dari kota tempat tinggal Jon.
Dengan baju yang mewah dan rapi, Jon mengetuk pelan pintu rapuh rumah Tiko. Tina, putri semata wayang Tiko, menyambut Jon dengan senyum lebarnya.
“Ayah, Paman Jon sudah datang!” seru Tina dengan lantang.
“Oh, Jon, silakan masuk. Mari isteriku, sudah menyiapkan makan siang untuk kita semua,” sambut Tiko tak kalah semangatnya.
Mari meletakkan jagung,kacang polong, dan sepotong keju di atas meja makan sesaat setelah Jon, Tiko, dan Tina berkumpul di meja makan. Mari juga tak lupa menyajikan bubur gandum kesukaan Jon. Melihat makanan yang tersaji dihadapannya dan gubuk saudaranya yang terlampau sederhana, Jon mengernyik jijik dan tak suka. Jon, Tiko, Mari, dan Tina asyik mengobrol sepanjang makan saat siang berlangsung. Jon mungkin senang karena dapat bertemu saudaranya, tetapi melihat Tiko yang miskin membuat Jon merasa kasihan.
“Maafkan kami karena makanan yang kami sajikan terlalu sederhana,” ujar Mari saat melihat Jon yang hanya memakan sedikit bubur gandumnya.
“Tidak! Tidak! bubur gandum buatanmu sungguh leza,” sangkal Jon sambil tersenyum kecut. “Datanglah besok ke rumahku. Aku akan menjamu kalian dengan pesta besar.”
“Benarkah?” tanya Tina dengan matanya yang berbinar penuh harap.” “Ayolah , Ayah. Ayo kita pergi ke kota.”
Tanpa ragu Tiko mengiyakan undangan jamuan dari Toni.
Keesokan harinya,Tiko, Mari, dan Tina pergi ke kota dengan berjalan kaki. Di kota banyak sekali orang dan kendaraan manusia lalu lalang. Tak hanya sekali Tiko, Mari, dan Tina hampir terinjak bahkan terlindas kaki manusia dan roda kendaraan.
Sesampainya di rumah Jon, Tiko, Mari dan Tina disambut dengan harumnya aroma makanan yang tak pernah mereka makan sebelumnya. Di dalam,Tiko, Mari, dan Tina dibuat berdecak kagum dengan banyaknya makanan yang ada. Tidak pernah sekalipun dalam hidupnya, Tiko, Mari, dan Tina diundang ke sebuah pesta ataupun melihat makanan yang sangat banyak jumlahnya.
“Silahkan santap semua makanan yang ada di sini. Pesta ini kuadakan untuk kalian semuanya,” kata Jan.
“Terima kasih, Jon. Aku sungguh tidak tahu harus berkata apa,” ucap Tiko.
Jon tersenyum bangga. “Tak perlu mengatakan apapun,cukup nikmati hidangan yang sudah kusiapkan.”
Baru beberapa suap keju dilahap oleh Tina, tiba-tiba saja sebuah sapu ijuk besar terayun ke arahnya. Tina meloncat kaget dan berteriak meminta pertolongan. Mendengar teriakan putrinya,Tiko dengan sigap menghindari setiap ayunan sapu yang ditujukan ke arahnya dan bergegas membawa lari Mari dan Tina dari rumah Jon.
“Dasar kau tikus pencuri ! kutangkap kau !” teriak salah seorang pelayan pejabat kaya yang rumahnya didiami oleh Jon.
Dengan sekuat tenaga, Jon berlari mengikuti Tiko, Mari, dan Tina keluar dari rumah yang mengerikan itu.
“Tiko, Mari, Tina,maafkan aku. Lain kali aku akan menjamu kalian dengan pesta lainnya. Mulai sekarang,ayo tinggal bersamaku di kota,” ajak Jon.
“Maaf Jon. Tapi,aku lebih baik makan gandum dan kacang polong di desa daripada harus mencuri makanan dari orang kaya di kota,” balas Tiko.
Dan dengan itu Tiko, Mari, dan Tina bergegas pulang menuju rumahnya di desa. Mereka tak mau melewatkan makan malam setelah insiden menyeramkan yang baru saja mereka alami.
(Kontributor: Regina Puspita N., Siswi XII IPS, SMA Santa Maria Surabaya)
Gambar: www.google.com