Surabaya, Krisanonline.com- Krisanis, novel “Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai” diangkat dari pengalaman pribadi penulis yang pebuh lika – liku. ,Dimulai dari jatuh cinta diam-diam, mencintai sahabat sendiri, mencintai lalu dikhianati, rindu, mendua lalu diduakan dan hal-hal yang lebih pahit dari itu. Segala persoalan yang terjadi saat menjalin hubungan asmara dituangkan dalam novel ini…Masalalu cukup untuk dikenang, jangan lupa untuk selalu ingat pulang, dan menjadikan sebuah pelajaran berharga di masa depan. Hidup akan terus berjalan meski bukan bersamanya. Mungkin akan terasa hambar, “sedihlah secukupnya, patah hatilah pada porsinya agar hidupmu tidak sia-sia” (Halaman 186). Kata-kata yang digunakan juga sangat menarik, begitu puitis walau ada yang kurang bisa di mengerti. Novel “Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai” memuat cerita yang penuh inspirasi. Membangun semangat para pembaca untuk terus melanjutkan hidup dan tidak berhenti di masa lalu. Boy Candra juga menceritakan tentang kerapuhan dan kepahitan yang di rasakan oleh orang yang sedang jatuh cinta dan dia juga mengajak para pembaca agar mengenang kenangan pahit akan cinta pada masa lalu. Tak hanya mengenang, dia selalu mengajak pembaca untuk selalu ingat jalan pulang dan menata rindu yang baru, karena masa lalu bukan untuk diratapi, tapi untuk dijadikan pelajaran berharga di masa depan, kesalahan-kesalahan di masa lalu merupakan proses pendewasaan diri, oleh karena itu tidak semua hal buruk pada patah hati memberikan dampak yang negatif.
Novel karya Boy Chandra ini memiliki banyak kelebihan mulai dari cover buku sampai isi dari buku ini. Cover dari novel “Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai” ini di buat dengan sederhana dengan warna hitam putih yang sukses membuat pembaca merasa tertarik dengan covernya ini. Penyisipan kutipan-kutipan di setiap pergantian bab, sangat menarik.. Buku ini juga sangat bermanfaat bagi pembacanya dengan kata – kata yang membangun dan memotivasi pembacanya agar tidak terjebak di masa lalu yang tidak membangun. Karena buku ini diambil dari pengalaman asli dari penuliki dengan kejadian yang sering terjadi di kehidupan pembacanya membuat tidak sulit bagi pembaca untuk masuk kedalam cerita novel ini. Namun novel ini juga mempunyai kekurangan. Kekurangan yang paling terlihat adalah alurnya yang tercampur membuat pembaca merasa jenuh saat membaca novel ini. Penempatan bab di novel ini juga kurang tepat dan kurang tertata. Dapat terlihat dari ada bab yang membuat kita tersenyum karena cerita atau kata – katanya dan dilanjutkan dengan bab yang membuat pembaca merasa patah hati. Hal ini yang membuat banyak pembaca melewati bab yang menurut mereka tidak menarik. Selain itu banyak sekali pemilihan kata yang kurang bisa dimengerti oleh pembacanya.
Karena buku ini diambil dari pengalaman pribadi dan merupakan kumpulan dari cerita cinta Boy Chandra, saya sedikit susah mengkategorikan genre buku ini. Untuk di bilang sebagai narasi juga tidak cocok, lebih kepada diary sang penulis. Bagi yang tidak terlalu menyukai novel yang puitis pasti akan bosan dalam membaca novel ini. Pemilihan kata yang terlalu berlebihan kadang membuat pembaca tidak mengerti maksud dari novel ini sendiri. Selain itu, dalam novel ini juga tidak di ceritakan latar belakang dari cerita seperti dengan siapa dia berpacaran atau untuk siapa kata – kata indah didalam novel ini di buat. Alur didalam cerita ini juga tidak jelas dengan alur campur yang membingungkan karena teralu banyak kata – kata puitis. Tidak hanya itu didalam novel ini juga tidak bisa ditemukan latar tempat atau waktu yang kembali membuat pembacanya bingung dengan urutan cerita di novel ini, unsur instrinsik yang tidak jelas menjadi kekurangan bagi novel ini. Walaupun banyak nilai kehidupan dalam novel ini, novel ini lebih menekankan pada isi hati penulis daripada urutan cerita yang biasanya ada di dalam novel pada umumnya. Perhatikan saja setiap judul sub bab yang ada dalam novel. Dalam satu bab kita dibuat tersenyum tipis Bahagia, selanjutnya pembawa dibuat sedih karena patah hati. Mood dari pembaca sangat di permainkan dalam novel ini yang mebuat pembaca akhirnya jenuh dalam membaca novel ini.
Dalam beberapa hal memang novel ini perlu di acungi jempol karena pemilihan kata yang indah buku ini tidak hanya mengandalkan imajinasi pembaca namun juga pembaca dibawa untuk menyadari kesalahan di masalalu dan memperbaiki untuk kehidupan di masa depan, mulai dari ceita Bahagia “Sebab, kini kamu telah dengan ku, kenangan masa lalu biarlah sebagai masalalu (halaman 201), cerita sedih “semakin aku cinta kamu, semakin kita saling menusuk pisau”(halaman 25), dan cerita motivasi kehidupan “ Kepada diriku: dengarkanlah baik – baik”(halaman 159) menjadi kisah yang sangat baik untuk di baca. Novel ini juga menganut banyak niali – nilai positif yaitu nilai sosial karena buku ini mengajarkan kita untuk beprilaku baik dengan sesame apalagi dalam menghadapi masalalu. Selain itu ada niali moral yang mengajarkan kita untuk beretika yang baik. Novel ini sangat di rekomendasikan untuk para remaja yang masih hidup dalam indahnya percintaan dan pahitnya patah hati karena buku ini berisi motivasi dan kata – kata yang membangun bagi mereka. Tidak hanya anak muda atau remaja, novel ini juga sangat cocok untuk di baca semua kalangan umur di waktu senggang karena buku ini memiliki kata – kata yang indah dan menyentuh hati pembacanya. Buku ini snagat di rekomendasikan bagi orang – orang yang mau mencari motivasi hidup setelah patah hati maupun bagi mereka yang ingin membaca buku dengan kata – kata indah.
(Kontributor: Keyna Ayu B., Siswi XII IPS 3, SMA Santa Maria Surabaya)