Surabaya, KrisanOnline.com – Krisanis, dulu saat saya mengakhiri tahun 2018 dengan bermain pantai di Pantai Sembilan yang terletak di Sumenep, Madura, Jawa Timur. Nah, di tahun 2019 kemarin, saya dan keluarga bermain pantai lagi, tepatnya di Gili Labak. Gili Labak terletak di Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Pulau di Tenggara Madura ini memang begitu menarik perhatian banyak orang. Saya dan keluarga pun menjatuhkan pilihan untuk menghirup udara segar beralaskan pasir putih di sana. Dengan naik mobil, saya dan keluarga berangkat ke Madura selama 4 jam dan tiba di rumah oma yang berada di Sumenep.
Singkat cerita saya merayakan Natal bersama dengan keluarga besar di Pulau Madura. Pada tanggal 29 Desember 2019, saya dan keluarga berkelana ke Pulau Gili Labak. Pada hari itu, saya bangun jam 04.00 pagi untuk menyiapkan diri berangkat ke Pelabuhan Kalianget. Jarak antara rumah oma ke Pelabuhan Kalianget ditempuh sekitar 30 menit. Setelah sampai di Pelabuhan Kalianget, saya dan keluarga menunggu kapal sekitar 10 menit. Ombak pagi hari begitu tenang dan bersahabat membuat saya kegirangan untuk mengabadikan segala momen. Waktu dua jam di tengah lautan pun tak terasa lama karena kru kapal sekaligus guide kami begitu ramah.
Saya dan keluarga pun tiba di Pulau Gili Labak. Alunan ombak yang begitu tenang serta hembusan udara sejuk menyambut saya dan keluarga di pulau berpasir putih ini. Biru laut nan jernih sangat menggoda untuk mengintip terumbu karang dan ikan yang bernaung di bawah air. Teriknya mentari sudah tak diabaikan karena ini bagian dari euforia. Menyusuri pasir pantai jengkal demi jengkal pun menjadi aktivitas yang tak akan pernah membosankan. Saya pun meletakkan tas-tas di amben bambu.
Lalu, saya dan keluarga bersiap-siap untuk snorkling. Tidak seperti di pantai lainnya, saat kita snorkling agak ke tengah laut. Di Gili Labak snorkling dilakukan di laut yang tidak jauh dari pantai. Menariknya, ikan-ikan kecil cantik yang berenang dapat kita “panggil.” Caranya dengan diberi makan. Makanannya bukan pelet, cacing atau ikan yang lebih kecil, tetapi roti. Roti disobek-sobek, dimasukkan ke dalam botol, diberi air dan dikocok sampai menjadi semacam bubur encer. Bubur roti encer ditaburkan ke air laut dan ikan-ikan pun berdatangan. Lucu dan menggemaskan.
Setelah selesai snorkling saya dan keluarga kembali ke daratan dan menyantap makanan yang telah disiapkan. Waktu pun “menyiksa” kami untuk segera meninggalkan Pulau Gili Labak yang indah ini. Langit yang awalnya begitu membiru, kini berubah menakutkan dengan awan hitam pekat beserta angin yang tak lagi lembut. Ombak pun mengombang-ambingkan kapal kecil yang kami tumpangi. Meski begitu, ganasnya lautan dapat ditempuh. Saya dan keluarga pun kembali ke Pelabuhan Kalianget dan meneruskan perjalanan pulang ke rumah oma.
Di awal tahun 2020 ini, saya mempunyai resolusi untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih produktif lagi dengan cara mendekatkan diri dan banyak bersyukur kepada Tuhan, serta lebih menghargai waktu. Dengan begitu, saya dapat menginspirasi banyak orang di sekitar dan menjadi teladan bagi sesama.
(Kontributor : Kezia Abelita Katili, Siswi XII IPS 1, SMA Santa Maria Surabaya)