Surabaya, Krisanonline.com – Krisanis, Michael Bambang Hartono, beberapa orang mungkin tidak asing dengan nama tersebut. Ya, beliau adalah salah satu pemilik perusahaan yang memproduksi rokok kretek di Indonesia yaitu Djarum Group. Bersama dengan adiknya, Robert Budi Hartono beliau memimpin perusahaan ini selama kurang lebih selama 57 tahun sejak ayahnya meninggal pada tahun 1963. Bambang Hartono tidak hanya bergerak untuk memajukan perusahaannya, namun beliau juga mendirikan Djarum Foundation, sebuah asosiasi dibawah Djarum Group yang memiliki visi dan misi untuk memajukan negara dengan cara berkontribusi meningkatkan kualitas pada sektor lingkungan, kebudayaan, serta pengembangan sumber daya manusia di Indonesia.
Bambang Hartono memiliki mimpi yang besar untuk membawa perusahaan yang dibangun ayahnya ini untuk menjadi sebuah perusahaan yang besar dan sukses. Mimpinya itu mampu diwujudkan ketika PT. Djarum dibawah kepemilikannya, dimulai ketika beliau memimpin PT.Djarum yang sedang dalam kondisi terpuruk hingga sampai saat ini berhasil mengibarkan bendera Djarum baik di dalam negeri maupun luar negeri. Tidak sampai situ saja, bahkan PT.Djarum mampu menguasai pasar rokok kretek di Indonesia. Bukti lain bahwa beliau mampu memimpin perusahaan ini adalah ketika PT.Djarum mampu melewati beberapa kali krisis ekonomi yang sempat terjadi di Indonesia.
Dibawah Djarum Group, Bambang Hartono mendirikan Djarum Foundation, yaitu sebuah organisasi yang berfokus pada peningkatan kualitas pada sektor lingkungan, kebudayaan, serta sumber daya manusia. Pada mulanya, Hartono saudara ini memang sudah kerap melakukan aktivitas sosial pada bidang lingkungan, pendidikan, kebudayaan, serta olahraga yang ada di Indonesia. Dari situ Hartono bersaudara kemudian sepakat untuk mendirikan Djarum Foundation yang diresmikan pada tahun 1986 untuk menyalurkan rasa kepeduliannya tersebut.
Bersama dengan asosiasi yang didirikan tersebut, Bambang Hartono bisa dibilang ikut membangun negeri. Djarum Foundation sendiri memiliki beberapa divisi yang berfokus pada bidang bakti masing-masing, subdivisi dalam Djarum Foundation yaitu Djarum Sumbangsih Sosial, Djarum Beasiswa Bulutangkis, Djarum Trees for Life, Djarum Beasiswa Plus, dan Djarum Apresiasi Budaya.
Lewat masing-masing divisi inilah Hartono bersaudara menyalurkan kecintaannya untuk peduli terhadap sesama dan lingkungannya. Djarum Sumbangsih Sosial misalnya, lewat divisi ini Djarum melakukan berbagai kegiatan di bidang sosial seperti pelayanan medis masyarakat, renovasi panti asuhan, operasi katarak dan bibir sumbing gratis, pembentukan satgas kebakaran, donor darah, serta bantuan bencana alam. Djarum Beasiswa Bulutangkis, mungkin ini yang paling dikenal oleh masyarakat luas. Divisi ini bertugas untuk mengumpulkan anak-anak yang memiliki kemampuan dalam bidang olahraga cabang bulutangkis. Sudah banyak atlet dari PB.Djarum yang mampu menjuarai berbagai macam kejuaraan nasional maupun internasional, seperti Kevin Sanjaya, Tontowi Ahmad, dan Mohammad Ahsan. Kemudian, ada Djarum Trees for Life yang berfokus kepada lingkungan, penanaman bibit pohon dan reboisasi, serta perawatan lingkungan. Dalam bidang pendidikan Djarum Foundation memiliki Djarum Beasiswa Plus untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia di berbagai jenjang dari dasar hingga perguruan tinggi. Yang terakhir, ada Djarum Apresiasi Budaya yang berkarya pada bidang kebudayaan, beberapa kegiatan yang pernah dilakukan antara lain Apresiasi Seni Budaya Indonesia, Galeri Batik Kudus, dan Galeri Indonesia Karya.
Dari Bambang Hartono kita bisa belajar bahwa ditengah kesuksesannya membawa Djarum Group, ia tidak lupa juga menghidupkan semangat dalam Gereja Katolik yaitu semangat untuk mencintai lingkungan serta membantu sesama manusia. Lewat Djarum Foundation, asosiasi yang didirikannya, ia menyalurkan semangat ini dalam berbagai bidang. Selain itu, hal lain yang patut kita teladani adalah sifat kepribadiannya yang tetap sederhana ditengah dunia yang saling bersaing untuk menunjukkan harta dan kekayaan.
(Kontributor: Laurensius Rangga Reynara, Mahasiswa Psikologi Universitas Airlangga Surabaya)