Surabaya, Krusanonline.com– “Sekolah diliburkan sampai 2 minggu ke depan” Begitulah kabar terakhir yang aku dengar dari sekolah, sebelum akhirnya aku mulai mengenal istilah online school.

Ya, sudah lebih dari 1 tahun aku berada di rumah. Banyak perubahan yang terjadi dalam 365 hari. Aku tahu bahwa kita semua memang sedang sulit, tapi aku tidak menyangka jika di masa yang sulit seperti sekarang ini, aku harus menerima kenyataan bahwa kehangatan rumah itu ternyata telah pergi. Tidak mudah bagiku, jika tiba-tiba aku harus berpisah dengan seseorang yang selalu ada untukku selama 16 tahun. Ditambah lagi fakta bahwa aku seorang anak tunggal yang tidak memiliki teman untuk bercerita di rumah. Terlebih di saat aku sangat membutuhkan teman untuk berkeluh kesah.

Stres, marah, dan bingung aku rasakan. Aku sempat merasa bahwa hidup tidak adil dan dunia tidak  menyenangkan. Berbulan-bulan aku menjauhkan diri sampai akhirnya aku mencoba membangkitkan diriku sendiri dengan bergaul bersama lingkungan baru. Tidak disangka, ditengah pandemi yang sulit untuk mendapatkan teman baru, aku justru mendapatkannya. Alih-alih sekadar teman, ternyata ia menjadi pelengkap rumahku yang indah.

Yap, dialah yang membantu aku untuk bangkit dan meyakinkanku bahwa masa depanku masih ada. Mulai dari situ, aku terus mendorong diriku untuk meraih juara kelas. Puji Tuhan aku mendapatkan beasiswa karena nilai-nilai baik yang aku peroleh. Sekarang aku sadar, keadaan memang boleh sulit, tapi  hal itu bukan menjadi alasan untuk kita tidak bangkit. Sebab, hidup ada di tangan kita. Hanya kita yang akan menentukannya . Dan yang terakhir, aku sadar bahwa rumah tidak melulu bercerita tentang kesedihan. Bagiku, mereka yang peduli denganmu adalah sebuah kehangatan rumah yang indah. Terima kasih pandemi.

(Kontributor: Maria Vanessa F., Siswi XII IPS 1, SMA Santa Maria Surabaya)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here