Surabaya, KrisanOnline.comKrisanis, pendidikan di era kini menempatkan pendidikan karakter sebagai unsur pendidikan yang penting. Berbagai pengalaman peserta didik yang dijadikan sebagai habituasi dapat membentuk  siswa menjadi pribadi berkarakter kuat. Nah, bicara soal pendidikan karakter ini, jurnalis KrisanOnline (Rainier Jeffrey T.) mendapat kesempatan eksklusif untuk mewawancarai Dra. Bernadetha Tay Meno atau akrab disapa Ibu Detha selaku Kepala Satuan Pendidikan SMP Santa Maria Surabaya. Berikut laporan narasinya yang dituangkan dalam halaman ini.

Ibu Detha saat ini khan dikenal sebagai sosok pribadi yang tegas dan disiplin di mata para alumni. Sebenarnya apa yang menjadi latar belakangnya? 

Begini, untuk menjadi seorang leader (baca: pemimpin) itu perlu kerja keras. Hidup kalau  mau naik tingkat ya… harus ada ujiannya. Ujian itu dapat berupa kesulitan. Ya …kesulitan beradaptasi,  kesulitan untuk disiplin,  kesulitan melakukan tugas, tekanan kerja yang luar biasa berat, dll. Namun, percayalah itu semua merupakan jalan agar kita bisa mencapai titik tertinggi dan pencapaian prestasi terbaik dalam hidup. Mengingat pengalaman hidup saya sejak kecil di didik oleh seorang ayah yang merupakan seorang kepala sekolah. Nah, semasa SMP dan SMA juga sudah tinggal dalam asrama susteran. Dari situlah, akhirnya saya mengetahui bahwa rel atau jalan menuju kesuksesan yang utama ialah kedisplinan dan kerja keras.

Beberapa orang mengatakan bahwa peraturan di SMP Santa Maria ini ada kesan dibuat “sulit.” Lalu,  apa yang menjadi dasarnya?

Mmm…begini. Peraturan memang harus dibuat “sulit” supaya anak-anak kuat secara mental. Bagi saya, sukses seseorang itu merupakan “puncak” dari gunung kegagalan. Siklus sebuah kesuksesan itu pasti mengalami suatu kegagalan dulu. Nah, peraturan itu tidak sekadar dijalankan saja, tetapi juga harus dikontrol. Tidak hanya siswa, guru pun harus menjadi role model dari peraturan yang ada. Guru dan siswa harus menerapkan disiplin yang sama. Itu namanya baru adil. Artinya, guru baru bisa menuntut siswa disiplin apabila guru itu sendiri sudah menjalankan disiplin dengan baik pula. 

Bagaimana kiat Ibu dalam menyampaikan masukan pada siswa agar mereka tidak menjadi “baper”?

Sebenarnya, saya pribadi yang jarang marah. Sebab, saya memiliki prinsip hidup mengapa harus menggunakan “racun” apabila kita bisa memberinya dengan “madu.” Teguran atau sanksi yang saya berikan pada anak-anak pun bertujuan untuk mendorong siswa melakukan hal yang belum pernah mereka coba. Nah, dari situ mereka akan berjuang keluar dari zona nyaman. Memang ada yang protes. Namun, saya tidak takut dibenci. Lebih baik saya “dimusuhi”  karena ini manusiawi daripada anak-anak tidak menjadi lebih baik. Hidup itu berdasarkan kebenaran bukan berdasarkan disukai banyak orang.

Bisa diceritakan titik terendah dalam hidup yang pernah Ibu alami, tapi  bisa segera bangkit?

Ya …bila terkadang kita tidak dipercaya. Ini sungguh membuat saya bisa sedih bahkan sampai bisa menangis. Apalagi ketika saya sudah mengeluarkan seluruh kemampuan, tapi kok masih belum dipercaya juga. Namun terlepas dari itu, dengan pengalaman itu, saya akhirnya jadi termotivasi untuk bisa bekerja lebih baik lagi dan memberikan yang terbaik. Saya harus bisa segera bangkit bahwa apa yang dipikirkan oleh orang lain karena mempersepsi saya tidak bisa itu, secepatnya harus bisa saya tunjukkan bahwa saya ternyata mampu dan bisa mengerjakannya. Nah, semacam ini memang harus ada revolusi diri untuk selalu memiliki sikap optimis, rendah hati, dan pantang menyerah.   

Baik, beralih ke keluarga Ibu, bagaimana kiat Ibu dalam menerapkan pendidikan bagi anak-anak dalam kehidupan sehari-hari?

Saya mendidik anak itu berdasarkan salah satu prinsip hidup saya yaitu kesuksesan adalah puncak dari gunung kegagalan. Artinya, untuk menjadi sukses memang perlu kerja keras. Jangan takut untuk gagal. Sebagai contoh saya tidak mau membantu anak saya ketika sedang berbuat salah agar bisa menyelamatkannya. Saya tetap biarkan dia untuk bisa mencari jalan keluarnya sendiri berdasarkan pemikiran yang rasional dan solusi yang ia pikirkan. Nah, hal-hal kecil seperti inilah yang membuat anak, akhirnya menjadi pribadi yang kuat dan berhasil ke depannya.

Seperti kita ketahui, putri Ibu (Holy) menempuh studi di Wenzao Ursuline University di Taiwan dan kini sudah lulus dan bekerja di sana. Bisa diceritakan sedikit perbedaan pendidikan di Taiwan dan di Indonesia Ibu?

Begini … di Taiwan itu untuk pendidikan akademiknya sepertinya tidak terlalu dipentingkan. Pendidikan di Taiwan lebih mengutamakan pendidikan karakter. Jadi, pendidikan karakter seseorang benar-benar diutamakan di sana. Bisa jadi karena budaya kita dan Taiwan memang berbeda. Pendidikan di Taiwan lebih banyak diskusi antar teman untuk melatih mental yang kuat. Setiap anak dididik untuk menjadi kritis dan berani. Namun, selalu diingatkan bahwa cara penyampaiannya pun harus dengan cara yang santun.

Terakhir Ibu Detha, apa pendapat ibu tentang KrisanOnline yang per 1 Februari 2019 lalu telah “migrasi” dari awalnya media cetak sekolah yang konvensional ke ke ranah digital di era new media ini?

Wow… KrisanOnline itu sudah sangat bagus. Proficiat buat SMA ya … Apalagi era sekarang anak-anak di generasi milenial ini sudah banyak yang lebih menyukai literasi digital. Jadi, tentunya menjadi sesuatu yang sangat positif. Namun, kalau boleh memberi masukan dari sisi marketingnya saja yang harus ditingkatkan. Secara pribadi saya pun menjadi sangat termotivasi dari launching-nya KrisanOnline ini dan memang sedang mendorong guru-guru  dan anak-anak untuk majalah cetaknya SMP pun bisa bergerak maju di ranah online sebagai sarana publikasi sekolah yang lebih luas lagi.

Persona

Nama Lengkap         : Dra. Bernadetha Tay Meno

Nama Panggilan      : Bu Detha

Hobi                            : Menyanyi & Favorit Lagu Mozart

Tokoh Idola               : Suster Fransisca

Makanan Favorit      : Telur dan Daging (Non Karbo & perbanyak protein)

Minuman Favorit      : Teh Hijau dan Air Mineral

Moto                            : Why You Should Use Poison if You Can Kill with Honey

24 KOMENTAR

  1. Selamat buat Ibu Detha yang hari ini menjadi trending topik di krisanonline. Semoga selalu menginspirasi. Tuhan memberkati!

    • Pak Pras…
      Saya benar2 berterima kasih atas kesempatan istimewa ini.
      Saya bangga sekali dg perjuangan pak Pras dg anak2 jurnalis Krisan.

      Krisan benar2 tetap berkualitas . Malah makin lama makin ok banget.

      Semoga Krisan makin melekat di hati para pembaca.
      Bravo, pak…
      Bravo Krisan online

  2. Terimakasih bu Detha atas kesempatan kali ini dan telah bersedia menjadi narasumber ke-2 dari segmen “NGOBROL EKSKLUSIF”

    • Selamat datang Mas Azrul. Sebuah kehormatan bagi kami berkenan “mampir” di KrisanOnline. Mohon dukungan dan masukan untuk kemajuan KrisanOnline. Semoga Mas Azrul berkenan “sharing” ilmu jurnalistik kepada kami. SUKSES selalu untuk Mas Azrul!.

  3. Semoga segmen “Ngobrol Eksklusif” menjadi segmen yang ditunggu-tunggu semua netizen dan mencapai view tinggi lagi.

  4. Saya senang karna jurusan Bahasa menunjukan kemampuan yang mencerminkan jurusannya secara positif.
    Maju terus….
    Like..like…like..

  5. Ini sangat menginspirasi, luar biasa! dari kesekian atrikel yang saya tidak pernah absen membaca di KrisanOnline setiap hari. Awesome…

  6. Mantul Bu Detha motivator nomor satu saya pada saat SMP dan muncul di krisanonline! Bangga saya Bu Detha bisa mendukung adanya krisanonline di Kampus Santa Maria. Sukses selalu untuk Bu Detha sebagai kepala sekolah SMP Santa Maria Surabaya!

Tinggalkan Balasan ke Anania Batal balasan

Please enter your comment!
Please enter your name here